15 Kebun Bibit di Jakarta Menjadi Lokasi Agro Eduwisata
Pemprov DKI Jakarta mengembangkan 15 kebun bibit sebagai destinasi agro eduwisata bagi warga Ibu Kota.
Editor: Content Writer
Agro eduwisata yang dikembangkan Pemprov DKI pun diharapkan bisa jadi alternatif masyarakat berlibur.
"Adapun yang kami lakukan saat ini adalah menata lokasi agro eduwisata menjadi destinasi wisata agro yang representatif dan melakukan publikasi bahwa di dalam kota Jakarta terdapat agro eduwisata yang tidak kalah dengan agro eduwisata lainnya yang sudah ada,” tuturnya.
Beragam kegiatan, seperti olahraga, pentas seni, hingga seminar pun bisa dilaksanakan di lokasi agro eduwisata.
Suharini mengatakan, dalam menata dan mengembangkan agro eduwisata, DKPKP berkolaborasi dengan perencana, praktisi, akademisi, dan berbagai pihak terkait lainnya.
Agar semakin dikenal publik, untuk saat ini belum dikenakan biaya yang dibebankan kepada warga yang berkunjung ke lokasi agro eduwisata di aset milik Pemprov DKI Jakarta.
Pengembangan Urban Farming
Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas KPKP mengembangkan pula konsep pertanian perkotaan (urban farming) dengan memanfaatkan lahan yang ada lewat budidaya pertanian, pengelolaan hasil pertanian, dan pemasaran hasil pertanian.
Hal ini dilakukan lantaran semakin cepat alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman dan bangunan komersial lainnya di Ibu Kota.
Akibat semakin sedikit lahan pertanian, maka tingkat ketergantungan bahan pangan dari luar Jakarta semakin tinggi.
Di sisi lain, perubahan iklim dan bencana juga berdampak pada penghidupan masyarakat DKI Jakarta.
Kejadian bencana banjir di beberapa wilayah kota dan kenaikan suhu menganggu proses produksi. Bukan hanya pertanian, tetapi juga peternakan dan perikanan, sehingga berdampak pada ketersediaan pangan yang berkurang
"Diharapkan pendekatan pertanian perkotaan yang berbasis ruang akan bisa mengatasi penurunan produksi yang diakibatkan penurunan luas lahan pertanian," kata Suharini.
Ia menambahkan, konsep pertanian berbasis ruang akan lebih mengintensifkan lahan sempit, dengan pendekatan pertanian vertical. Bahkan bisa juga memanfaatkan ruang tanpa lahan, seperti atap gedung, dinding bangunan, pinggir jalan, dan lain-lain.
Sampai saat ini, sudah ada beberapa inisiatif pertanian perkotaan, baik yang diinisiasi oleh pemerintah maupun kegiatan lembaga non-pemerintah dan masyarakat.