Kekuatan Rahasia Margaret Thatcher Ada di Handbag
"Tidak masuk akal jika wanita inteligen tidak boleh tampil cantik,"
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Inggris baru saja kehilangan salah satu pemimpin terbaiknya. Mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher menghembuskan napas terakhirnya pada usia 87 tahun akibat stroke di Hotel Ritz Carlton, London, Inggris, Senin (8/4/2013).
Semasa menjabat sebagai perdana menteri Inggris pada tahun 1979-1990, Margaret dikenal sebagai sosok pemimpin yang blak-blakkan, keras dan cukup kontroversial.
Segala kebijakannya selalu mengundang pro dan kontra. Mulai dari perang melawan Argentina untuk merebut wilayah Falkland hingga keberpihakannya pada perusahaan swasta. Tak heran jika putri pengusaha kelontongan itu dijuluki The Iron Lady alias Wanita Besi.
Walau penuh sentimen, Margaret tetap dipandang sebagai perempuan yang berhasil membawa perubahan pada Inggris baik secara ekonomi dan politik. Namun di balik itu semua, Margaret tetaplah seorang perempuan. Penampilan dan gaya berbusana juga menjadi prioritasnya.
"Tidak masuk akal jika wanita inteligen tidak boleh tampil cantik," tuturnya dalam sebuah wawancara dengan The Sun pada tahun 1979.
Salah satu "fashion item" yang mungkin cukup mengindetifikasi gaya personalnya secara keseluruhan adalah handbag atau tas tangan.
Hitam, terbuat dari bahan kulit, berbentuk persegi, adalah ciri tas tangan yang kerap terlihat ditentengnya. Seiring perjalan waktu, tas tangan Margaret seperti menjadi simbol gaya kepemimpinannya yang keras.
"Ia (Margaret) tidak bisa mengkritik pemerintahan Inggris tanpa ditemani tas tangannya," ujar seorang anggota Parlemen Inggris pada tahun 1982 kepada The Telegraph.
Saking populernya, "handbagging" pun dimasukkan sebagai entri resmi dalam Oxford English Dictionary.
Dalam kamus tersebut , "handbagging" diartikan menyerang seseorang atau ide secara verbal dengan sangat kasar.
Berkat Margaret, sebuah handbag yang ukurannya tidak seberapa itu seperti menjadi simbol kekuatan perempuan: konservatif, sangat intimidatif namun feminin di saat bersamaan. Sebagai ciri khas sang Baroness, tas tangan yang pernah ia pakai pun bernilai tinggi.
Pada tahun 2011, balai lelang Christie's London berhasil menjual tas tangannya yang bermerek Aspray seharga 39 ribu dolar AS atau setara denggab Rp 390 juta.
Tas hitam elegan tersebut sudah menemani Margaret selama 30 tahun. Pernah ia pakai saat bertemu Presiden AS Ronald Reagen pada tahun 1985 di Washington D.C.
"Saya harap pembidik tertinggi itu mengerti jika ia mendapatkan tas tersebut, ia juga mendapatkan sebuah senjata dengan sejarah yang mengagumkan," ujar sang putri , Carol Thatcher.