Siasat Agar Bisnis Kue Kering Tidak Hanya Laris Saat Lebaran Saja
Inilah siasat agar bisnis kue kering tidak hanya laris pada saat Lebaran saja.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Bisnis makanan, termasuk kue kering, sebenarnya sangat menguntungkan. Namun, bisnis kue kering sering dianggap bisnis musiman karena hanya ramai dipesan saat hari raya Lebaran.
"Kue kering memang identik dengan hari raya. Padahal sebenarnya kue kering kan tak cuma bisa dimakan waktu hari raya saja. Tidak ada yang melarang makan kue kering di hari biasa, kan?" ungkap Ina Wiyandini, pemilik usaha kue kering Ina Cookies, saat diskusi "Berbisnis Pastry dan Kue Secara Inovatif dan Kompetitif" bersama Fonterra Foodservices di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ina menambahkan, untuk menjadikan bisnis kue kering menjadi bisnis yang berkelanjutan (bukan usaha musiman) ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Buat kemasan kecil
Kue kering memang identik dengan kue hari raya. Saat hari raya, kue-kue ini biasanya dihadirkan dalam ukuran wadah yang cukup besar. "Harus diakui ketika hari biasa, konsumsi kue kering memang lebih sedikit. Maka, ini bisa disiasati dengan menghadirkan kue-kue dalam wadah berukuran kecil," saran Ina.
Dengan kata lain, dalam satu toples kecil ini hanya diisi dengan 5-10 potong kue. Ketika dikonsumsi harian, pelanggan hanya ingin kue yang tak terlalu banyak isinya (dalam satu wadah) sehingga tak bosan ketika dinikmati sebagai teman minum teh atau kopi. Selain itu, ini juga dilakukan untuk menyiasati harga jual kue.
2. Inovasi produk
Pasti bosan kan makan kue yang itu-itu saja? Lakukan beberapa inovasi terhadap produk-produk yang dijual. "Gunakan daya imajinasi dan kreativitas Anda untuk menghadirkan kue-kue yang unik dan belum ada di pasaran," katanya.
Sampai saat ini Ina Cookies sudah memiliki 135 macam jenis kue kering. Ina mengaku, inspirasi dan ide-ide menciptakan kue ini hadir dari berbagai kota atau negara yang dikunjunginya. "Setiap pulang dari kunjungan atau jalan-jalan ke berbagai tempat saya punya target untuk menciptakan 3-5 produk baru," jelas perempuan yang kini memiliki 1.000 karyawan ini.
3. Inovasi bahan
Selain inovasi jenis produk, Anda juga harus berinovasi dengan bahan-bahan yang digunakan. "Membuat kue kering tak harus pakai tepung terigu, tapi Anda juga bisa memakai tepung gandum, tepung ganyong, tepung ubi, dan lain-lainnya," paparnya.
Ina menambahkan bahwa Indonesia memiliki banyak bahan yang bisa digunakan untuk membuat kue kering. Misalnya saja, tempe, tahu, oncom, tofu, atau rosella.
4. Lihat tren pasar
Ketika memutuskan untuk menjual kue kering, lihat dulu tren pasarnya. Kebanyakan masyarakat Indonesia lebih menyukai kue-kue yang bercitarasa asin.
5. Inovasi nama
Nama produk juga turut ambil bagian sebagai tingkat penentu produk tersebut dilirik atau tidak. "Beri nama-nama yang menarik dan unik. Ini trik dagang yang bisa membuat orang yang melihatnya jadi sangat tertarik," ungkap Ina.
Christina Andika/ Felicitas Harmandini