Delapan Kelompok Hacker Lancarkan Modus Terbaru Untuk Serang Korporasi
Para ahli Kaspersky Lab menemukan tren yang sedang berkembang dan cukup mengkhawatirkan
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para ahli Kaspersky Lab menemukan tren yang sedang berkembang dan cukup mengkhawatirkan, yaitu semakin banyaknya penjahat dunia maya yang mengalihkan perhatian mereka dari serangan terhadap pengguna pribadi ke serangan ransomware ditargetkan terhadap korporasi.
Sedikitnya ada delapan kelompok penjahat dunia maya yang teridentifikasi terlibat dalam pengembangan dan distribusi ransomware enkripsi. Serangan yang mereka lakukan terutama menargetkan organisasi keuangan di seluruh dunia.
Para ahli Kaspersky Lab bahkan menemukan kasus di mana tuntutan penebusan sebesar lebih dari setengah juta dolar.
Delapan kelompok yang teridentifikasi tersebut diantaranya PetrWrap, yang telah menyerang organisasi keuangan di seluruh dunia, kelompok hacker terkenal Mamba, dan enam kelompok hacker lain yang tidak disebutkan namanya juga menargetkan pengguna korporasi.
Perlu dicatat bahwa enam kelompok ini sebelumnya terlibat dalam serangan yang kebanyakan menargetkan pengguna pribadi dan menggunakan model program afiliasi. Sekarang, mereka telah memfokuskan kembali upaya mereka pada jaringan perusahaan.
Menurut peneliti Kaspersky Lab, yang melatarbelakangi munculnya tren ini cukup jelas - penjahat siber mempertimbangkan bahwa serangan ransomware ditargetkan terhadap korporasi berpotensi lebih menguntungkan daripada serangan massal terhadap pengguna pribadi.
Sebuah serangan ransomware yang sukses terhadap sebuah perusahaan dapat dengan mudah menghentikan proses bisnis dalam hitungan jam atau bahkan berhari-hari, membuat pemilik perusahaan yang terkena lebih mungkin untuk membayar uang tebusan.
Secara umum, taktik, teknik dan prosedur yang digunakan oleh kelompok-kelompok ini sangat mirip. Mereka menginfeksi organisasi yang ditargetkan dengan malware melalui server yang rentan atau email spear phishing.
Kemudian mereka secara gigih menyebar dalam jaringan korban dan mengidentifikasi sumber daya berharga perusahaan untuk mereka enkripsi, kemudian menuntut tebusan sebagai ganti dekripsi. Selain kesamaan tersebut, beberapa kelompok juga memiliki fitur unik mereka masing-masing.
Misalnya, kelompok hacker Mamba menggunakan malware encryptor milik mereka sendiri, berbasis perangkat lunak open source DiskCryptor. Setelah penyerang mendapatkan pijakan dalam jaringan, mereka menginstal encryptor di atasnya, menggunakan utilitas resmi untuk Windows remote control.
Pendekatan ini membuat aksi mereka menjadi kurang mencurigakan bagi petugas keamanan dari organisasi yang ditargetkan. Peneliti Kaspersky Lab menemukan kasus dimana uang tebusan bahkan sampai mencapai satu bitcoin (sekitar US$ 1.000 hingga akhir Maret 2017) per satu endpoint dekripsi.
Contoh unik yang lain dari peralatan yang digunakan dalam serangan ransomware ditargetkan berasal dari PetrWrap. Kelompok ini terutama menargetkan perusahaan-perusahaan besar yang memiliki sejumlah besar node jaringan.
Para penjahat dengan hati-hati memilih target untuk setiap serangan yang dapat berlangsung selama beberapa waktu: PetrWrap secara gigih terus-menerus berada dalam jaringan hingga 6 bulan.
“Kita semua harus menyadari bahwa ancaman serangan ransomware yang ditargetkan pada korporasi terus meningkat, membawa kerugian finansial yang nyata. Tren ini cukup mengkhawatirkan sebab para aktor ransomware memulai aksi serangan mereka terhadap korban baru yang lebih menguntungkan. Masih banyak target ransomware yang berpotensi di luar sana, bahkan dengan serangan yang berakibat pada konsekuensi lebih besar lagi,” ungkap Anton Ivanov, Security Senior Researcher, Anti-Ransom, Kaspersky Lab.