Sebuah Penelitian Menyebutkan Orang Baik Beresiko Tinggi Alami Kebangkrutan
Menurut penelitian, orang baik cenderung memiliki masalah keuangan dan nilai kredit rendah.
Editor: Fathul Amanah
Para peneliti menganalisis informasi lebih dari 3 juta orang menggunakan dua panel online, survei nasional, data rekening bank, dan data geografis.
"Penelitian sebelumnya menunjukkan keramahan dikaitkan dengan skor kredit dan pendapatan yang lebih rendah," kata Matz.
Menurutnya, periset ingin melihat apakah asosiasi itu berlaku untuk indikator keuangan.
Oleh karena itu, periset juga ingin melihat mengapa orang-orang yang baik tampaknya tidak bisa menjadi sangat kaya.
Penelitian sebelumnya juga menemukan hubungan antara kepribadian neurotik dan utang yang lebih tinggi ditambah dengan peningkatan belanja kompulsif.
Sementara itu, pribadi yang teliti atau berhati-hati lebih mungkin untuk menghemat uang dan menghindari utang.
Namun, periset menggarisbawahi bahwa masalah keuangan tidak mempengaruhi semua orang baik secara setara.
Pendapatan tetap menjadi prediktor kunci mengenai kesehatan finansial seseorang.
"Hubungan antara kebaikan dan kesulitan keuangan lebih banyak ditemukan untuk individu berpenghasilan rendah, yang tidak memiliki sarana keuangan untuk mengompensasi dampak merugikan dari kepribadian mereka yang menyenangkan," kata Gladstone.
Baca: Sudjiwo Tedjo Ungkap Penelitian Doktor di London: Ternyata Ahok Jatuh Bukan Karena Sentimen Agama
Berdasarkan data dari riset terkait yang meneliti orang di atas 25 tahun, peneliti juga menemukan tingkat kebaikan atau sikap menyenangkan seseorang di masa kecil bisa menjadi prediktor untuk masalah keuangan di masa dewasa.
"Hasil riset membantu kami untuk memahami satu faktor potensial yang mendasari kesulitan keuangan, yang dapat memiliki implikasi serius bagi kesejahteraan masyarakat," kata Matz.
Menjadi baik memang berdampak pada keuangan, terutama bagi mereka yang tidak memiliki sarana untuk mengimbangi kepribadian mereka.
Para peneliti berharap pekerjaan mereka dapat memiliki aplikasi praktis dengan meningkatkan kesadaran tentang tanggung jawab keuangan untuk orang-orang baik yang mungkin rentan terhadap masalah keuangan.
"Jika kita memahami siapa yang lebih mungkin menderita masalah keuangan maka kita mungkin tahu siapa yang akan diberi bantuan," kata Gladstone.
Ia juga mengatakan program pemerintah, amal atau pendidikan bisa menjadi solusi untuk membantu mengatasi masalah ini.
Walau begitu, tidak disarankan untuk berhenti menjadi orang baik.
Hanya saja lebih berhati-hatilah dalam menggunakan uang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Orang Baik Mudah Bangkrut, Percaya?"