Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Digandrungi Artis, Tarif Suntik Sel Punca Ratusan Juta untuk Kencangkan Kulit, Ternyata Berisiko

Iming iming awet muda dengan menyuntikan plasenta bayi ke bagian wajah yang banyak digandrungi artis agar kult kencang ternyata berisiko.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Digandrungi Artis, Tarif Suntik Sel Punca Ratusan Juta untuk Kencangkan Kulit, Ternyata Berisiko
Tribunnews/JEPRIMA
Ilustrasi perawatan di klinik kecantikan. 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Feryanto Hadi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sederet artis seolah mengikuti tren cantik dengan injeksi stem cell atau sel punca dengan tarif ratusan juta rupiah.

Iming iming awet muda dengan menyuntikan plasenta bayi ke bagian wajah agar kencang ternyata berisiko.

Berbie Kumalasari misalnya, menghabiskan duit miliaran rupiah untuk perawatan tubuhnya. Mulai dariyang per suntiknya hingga Rp 200 juta sampai perawatan kulit wajah menggunakan super booster yang habiskan biaya sekitar Rp 50 juta.

Kemudian ada Nikita Mirzani yang melakukan perawatan dengan metode baby stem cell dengan biaya Rp300 juta.

Stem cell atau sel punca akhir-akhir ini mulai marak digunakan sebagai metode meremajakan tubuh.

Metode ini dipercaya mampu meregenerasi kulit menjadi lebih muda dan mengubah wajah kusam menjadi cerah berseri.

Berita Rekomendasi

Seorang Aesthetic Dermatologist and Aesthetic Medicine, dr. Chandra Lohisto, B Med Sc, mengungkap fakta berbeda.

Terkait plasenta bayi yang kerap diistilahkan oleh klinik sebagai stem cell plasenta, dr Chandra menyebut sebenarnya penggunannya punya risiko besar ketika disuntikkan ke wajah orang.

"Plasenta itu ambil dari tali pusarnya bayi, habis itu masuk lab. Yang klaim sebagai stem cell ada, tapi ada yang tidak. Dia fungsinya menyambung sel untuk bikin sel baru. Sebenarnya itu buat embrio, nambah hormon dan punya risiko lumayan besar. Plasenta bayi memang lumayan mahal kalau sudah masuk lab," terang dr Chandra dihubungi pada Rabu (15/1/2020).

Dokter lulusan University of Melbourne itu mengaku pernah mencoba menggunakan apa yang disebut stem cell itu.

Ia saat itu penasaran saat banyak klinik lain menggunakannya.

Tetapi, ia beranggapan hasil dari metode itu tidak lebih bagus dari metode kecantikan lain yang sudah ada.

"Saya pernah dikasih stem cell, saya coba nggak bagus, banyak metode yang lebih jelas hasilnga. Kalau buat kecantikan ya menurut saya kurang ya. Saya sudah mencoba sendiri. Tapi kalau yang lain coba dan dia anggap bagus, ya itu kan penilaian masing-masing ya," ujarnya.

PENGEMBANGAN STEM CELL - Peneliti melakukan riset di laboratorium riset stem cell di Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell gedung Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga Surabaya, Rabu (11/7). Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) menaikkan anggaran pengembangan stem cell dari tahun lalu. Jumlah anggaran Rp9,3 miliar untuk tahun ini, tahun lalu yang Rp2,9 miliar hanya untuk stem cell. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
PENGEMBANGAN STEM CELL - Peneliti melakukan riset di laboratorium riset stem cell di Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell gedung Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga Surabaya, Rabu (11/7). Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) menaikkan anggaran pengembangan stem cell dari tahun lalu. Jumlah anggaran Rp9,3 miliar untuk tahun ini, tahun lalu yang Rp2,9 miliar hanya untuk stem cell. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ (SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)
Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas