Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Penting Edukasi Gizi Sejak Remaja, Cegah Mereka Melakukan Diet yang Salah

Sebab, saat ketidaktepatan nutrisi akan mempengaruhi status gizi dan kesehatan generasi yang akan datang.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Penting Edukasi Gizi Sejak Remaja, Cegah Mereka Melakukan Diet yang Salah
Students.id
Ilustrasi mahasiswa 

“Ini menjadi masalah mengingat remaja adalah investasi negara, calon pemimpin. Karena itu Kementerian Kesehatan mengapresiasi edukasi-edukasi yang dilakukan oleh masyarakat,” jelas Kartini Rustandi.

Sebagaimana diketahui, upaya penanggulangan stunting harus dimulai jauh kebelakang, yaitu dengan memberi perhatian pada kesehatan remaja dan terutama calon ibu. Sebab stunting bukan hanya persoalan saat anak mengalami persoalan gizi.

Pencegahan stunting harus diawali dengan memastikan calon ibu benar-benar siap menghadapi 1000HPK.

Sementara, perkembangan kesehatan saat remaja sangat menentukan kualitas seseorang untuk menjadi individu dewasa.

Masalah gizi yang terjadi pada masa remaja akan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit di usia dewasa serta berisiko melahirkan generasi yang bermasalah gizi.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua TP PKK Jawa Timur Arumi Bachsin mengungkapkan, penanganan stunting di wilayahnya adalah prioritas yang langsung dipimpin oleh Gubernur Jatim Khififah Indar Parawansa.

“Intervensi stunting memang harus saat dalam kandungan namun itu saja sudah telat, moment yang paling tepat adalah ketika remaja, sehingga mereka siap untuk menjadi ibu,” papar Arumi.

Berita Rekomendasi

Arumi juga mengakui, saat ini penyumbang terbesar stunting adalah tingginya pernikahan diusia anak.

Penyebabnya adalah kemiskinan, putus sekolah, kurangnya pendidikan baik formal maupun non formal.

Oleh karena itu, ia mengingatkan pentingnya edukasi tentang gizi disampaikan secara gamblang, salah satunya adalah edukasi mengenai konsumsi kental manis yang masih jamak diberikan masyarakat sebagai minuman untuk anak-anak.

“Terkait kental manis menjadi salah satu faktor penyebab stunting, kita harus kedepankan fakta dan disampaikan dengan gamblang. Orang tua dalam hal ini ayah dan ibu harus bekerjasama menjaga anak dan mendidik orang tua (nenek) untuk tidak memberi kental manis kepada anak,” jelas Arumi.

Dr.Erna Yulia Soefihara, Ketua Bidang VII PP Muslimat NU mengatakan sebagai bentuk partisipasi dalam pembangunan SDM unggul, PP Muslimat NU akan terus melakukan edukasi gizi untuk masyarakat.

“Sejak 2018 telah dilakukan kegiatan sosialisasi kebeberapa wiayah di Indonesia untuk mensosialisasikan pentingnya pengetahuan gizi dan peruntukan kental manis. Selain itu juga dilakukan penelitian di beberapa wilayah untuk memperkuat edukasi dan upaya advokasi fakta kental manis diberbagai kalangan,” jelas Erna.

Sebelumnya YAICI bersama PP Muslimat NU telah melakukan penelitian mengenai konsumsi kental manis pada balita di beberapa wilayah di Indonesia.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas