Sering Jadi Korban Pelecehan Seksual, Perempuan Harus Mampu Lawan Stigma Negatif
Kaum perempuan sering kali menjadi objek tindakan pelecehan kaum laki-laki, baik itu secara verbal maupun fisik.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Melihat pentingnya kesadaran untuk menghargai perempuan, brand ini pun menggelar campaign dengan tema #LawanStigma.
Menurut Syefriandhi, stigma yang melekat pada perempuan sebenarnya tidak hanya terkait pilihan dalam berbusana saja, namun juga fisik seorang perempuan.
Karena itu, stigma itu pun harus dilawan.
"Mengapa harus olahraga padahal sudah kurus, mengapa harus diet padahal sudah langsing, mengapa harus belajar tinggi padahal akan ngurus dapur? Cewek kok kerjanya kayak laki-laki? Stigma-stigma itu juga nyata adanya," tegas Syefriandhi.
Perlu diketahui, stigma ini dapat menimbulkan stress, depresi, perasaan malu, marah, atau berbagai macam reaksi lainnya bagi korbannya, baik secara fisik, mental, maupun perilaku.
"Stigma membuat orang terkucil atau bahkan diabaikan, yang pada akhirnya menghambat perempuan untuk berporses, berkarya, berekspresi, dan berdikari," jelas Syefriandhi.
Syefriandhi pun menegaskan bahwa melalui campaign #LawanStigma ini, brandnya berharap para perempuan berani untuk tampil, berkarya, bekerja, dan berekspresi tanpa takut.
Campaign ini, kata dia, diharapkan dapat menyadarkan kaum perempuan untuk selalu percaya diri dan tidak mempedulikan pendapat buruk orang lain terhadap dirinya.
"Do what you want to do, post whatever you want in social media. Reclaim our bodies, love it and respect it the way it deserves," kata Syafriandhi.