Prinsip Dasar yang Harus Diperhatikan Orangtua saat Mengenalkan Puasa pada Anak
Sebelum mengenalkan puasa pada anak, para orang tua harus mengetahui terlebih dahulu prinsip dasarnya.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Kadang-kadang orang tua juga khawatir anaknya lapar, kemudian memaksa anaknya untuk makan lebih banyak pada saat berbuka atau pada saat sahur.
"Ini justru tidak direkomendasikan karena membuat anak merasa tidak nyaman dan akhirnya target dari puasanya jadi tidak tercapai,” tegas dr. Fita.
Keempat buatlah rutinitas yang sehat.
Dokter Fita mengatakan, aktivitas puasa juga semestinya diselingi atau diisi dengan kegiatan-kegiatan bermanfaat, seperti mengaji bersama, pergi ke masjid bersama, merancang menu buka dan sahur bersama, dan lain sebagainya.
Kegiatan-kegiatan tersebut akan dapat menyenangkan anak-anak sekaligus memotivasi mereka.
“Sebaliknya kalau melihat orang tuanya ketika berpuasa hanya tidur saja, itu dapat membuat anak menjadi lebih lemes dan jenuh, sehingga dia tidak senang dengan kondisi berpuasa,” jelas dr. Fita.
Kelima hindari aktivitas fisik berlebihan, seperti lari-larian dan lain sebagainya. Hal ini guna menghindari anak-anak untuk cepat kelelahan atau yang lebih parah lagi mengalami dehidrasi. Sebagai gantinya, aktivitas dapat diganti dengan kegiatan mengaji bersama, mewarnai bersama, dan lain sebagainya.
Serta terakhir, adalah memberikan motivasi dan reward yang cukup.
Ia mengatakan memberikan motivasi dan reward seperlunya saja. Reward yang cukup contohnya seperti memberi sticker untuk menandakan keberhasilannya, memberi makanan yang dia sukai, dan lain sebagainya.
“Kemudian reward diberikan juga tidak berlebihan, nanti jika berhasil berpuasa 1 bulan lalu diberikan suatu hal tertentu itu juga tidak perlu. (jadi) cukup reward yang menyenangkan untuk anak saja, sesuai dengan kebutuhannya, seperti ingin makan apa, dll,” kata dr. Fita.