Puasa Syawal 6 Hari, Apa Boleh Mengqada di Bulan Lain? Ini Penjelasan Menurut Para Ulama
Puasa Syawal 6 hari, apa boleh mengqada di bulan lain? Ini penjelasan menurut para ulama, hukum puasa di hari Jumat dan bacaan niat puasa syawal.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Tiara Shelavie
Jika seseorang berpuasa enam hari di bulan Syawal secara terpisah-pisah, apakah boleh berpuasa satu hari di hari Jumat?
Pada dasarnya, berpuasa di hari Jumat hukumnya makruh.
Terdapat sebuah hadis yang dijadikan dasar oleh para ulama mengenai kemakruhan berpuasa di hari Jumat ini.
Nabi Saw pernah menemui Juwairiyah pada hari Jumat dan ia dalam keadaan berpuasa, lalu beliau bersabda:
"Apakah engkau berpuasa kemarin? Dia menjawab, 'Tidak'. Beliau berkata, 'Apakah engkau ingin berpuasa besok? Dia menjawab, 'Tidak'. Beliau kemudian berkata, 'Batalkan puasamu."
Berdasarkan hadis ini, para ulama mengatakan, mengkhususkan hari Jumat untuk berpuasa adalah makruh.
Namun demikian, mereka juga mengatakan kemakruhan berpuasa di hari Jumat bisa hilang jika bertepatan dengan puasa sunnah lainnya, seperti bertepatan dengan puasa Arafah, puasa ayyamul bidh, puasa dawud, dan tentunya puasa Syawal.
"Janganlah khususkan malam Jumat dengan shalat malam tertentu yang tidak dilakukan pada malam-malam lainnya. Janganlah pula khususkan hari Jumat dengan puasa tertentu yang tidak dilakukan pada hari-hari lainnya kecuali jika ada puasa yang dilakukan karena sebab ketika itu." (HR Muslim)
Dengan demikian, dapat diketahui, puasa Syawal di hari Jumat hukumnya boleh, tidak makruh, baik hanya berpuasa di hari Jumat saja, atau sebelum dan sesudahnya juga berpuasa.
Hal ini karena yang dimakruhkan berpuasa di hari Jumat jika tidak bertepatan dengan puasa sunnah yang lain.
Sebaliknya, jika bertepatan atau ada sebab puasa sunnah yang lain, seperti puasa Syawal, maka hukumnya boleh, tidak makruh.
Baca juga: DOA Ziarah Kubur dalam Tulisan Latin dan Artinya, Dilengkapi Tata Cara dan Adab Ziarah Kubur
Bacaan Niat Puasa Syawal
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.