Era Disrupsi Digital dan Covid-19, Tren Cashless Makin Diminati Masyarakat dan Pelancong
Di era disrupsi digital dan pandemi virus corona (Covid-19) ini, anda hanya akan melihat makin sedikit orang yang membayar menggunakan uang tunai.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Tentu saja, kita mungkin tidak akan melihat masyarakat menggunakan tren cashless ini di Amerika Serikat (AS).
Hal itu karena negara itu masih menerapkan Undang-undang (UU) yang mewajibkan pedagang untuk menerima uang tunai, tidak peduli seberapa besar keinginan mereka untuk bisa cashless.
Beberapa kota di AS seperti Philadelphia, San Francisco dan Washington DC serta negara bagian New Jersey telah mengambil langkah untuk melarang toko menggunakan sistem cashless.
Namun bukan berarti anda tidak dapat menggunakan pembayaran cashless atau tanpa kontak (contactless).
Hanya saja toko yang ingin melakukan transaksi tunai saja, tidak akan diizinkan untuk melakukannya.
Peralihan menuju cashless travel
Peralihan tren menjadi cashless travel tentu saja seharusnya tidak sulit, karena saat ini banyak orang yang mungkin telah menggunakan kartu kredit maupun debit.
Bukan merupakan ide yang bagus untuk membawa banyak uang tunai saat bepergian, karena kapanpun bisa saja anda mengalami kehilangan atau pencurian.
Setidaknya saat anda kehilangan kartu kredit, anda bisa mendapatkan penggantinya secara cepat dan terlindungi dari pencurian oleh jaringan kartu kredit maupun bank penerbit anda.
Dalam beberapa hal, anda bahkan dapat bepergian tanpa kartu kredit jika lupa membawa dompet.
Karena ada opsi pembayaran menggunakan Apple Pay dan Google Pay maupun jenis pembayaran digital lainnya.
Anda juga bisa membeli kartu kredit prabayar yang berfungsi seperti kartu debit namun diterima sebagai kartu kredit dan tetap memiliki perlindungan yang sama.
Manfaatnya adalah jika kartu anda dicuri, maka anda hanya akan kehilangan sedikit uang tunai.
Lalu apa saja keuntungan menggunakan sistem cashless?