'Kembang Desa', Batik Solo Paduan Kesan Glamour dan Ndeso Tampi di Central Java Fashion Week
Koleksi Kembang Desa batik Jawa dengan sentuhan oriental khas Tiongkok tampil di Central Java Fashion Week.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Desainer asal Surabaya itu menggunakan material wastra nusantara yakni Batik Solo dipadukan dengan material lace atau brokat.
Menurutnya, Solo memiliki potensi batik yang sangat besar karena terdapat banyak pengrajin batik yang menghasilkan produk kain berkualitas.
Ciri khasnya pun otentik karena dibuat secara tradisional.
"Solo punya banyak pengrajin batik yang bagus, kualitas bagus, dengan seni dan proses pembuatan yang masih tradisional," jelas Asti.
Asti pun menegaskan bahwa produk fashion yang menggunakan material Batik Solo tentu sangat bagus.
Bahkan, sebagai seorang pelaku industri fashion, dirinya telah melakukan ekspor Batik Solo ke berbagai negara seperti Belanda, Prancis, Chile hingga Amerika.
Ia menilai bahwa digelarnya Central Java Fashion Week menjadi penanda bahwa tren industri fashion tanah air masih bersinar pada pertengahan 2023.
Pemilik brand XaVerana itu pun berharap panggung mode serupa banyak diadakan sepanjang tahun ini.
"Banyak ide-ide baru dari Desainer, animo Desainer muda saat ini sangat luar biasa. Tentunya antusias yang sama juga akan dirasakan oleh masyarakat, khususnya pecinta fashion," pungkas Asti.