Adu Pesan Politik Pada Baju yang Dipakai Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin Saat Daftar ke KPU
Saat mendaftar ke KPU, Ganjar Pranowo- Mahfud MD dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar seolah beradu pesan politik melalui baju yang mereka kenakan.
Penulis: Anita K Wardhani
Adu Pesan Politik Pada Baju yang Dipakai Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin Saat Daftar ke KPU
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, Ganjar Pranowo- Mahfud MD, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) resmi mendaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kamis (19/10/2023).
Saat mendaftar, Ganjar Pranowo- Mahfud MD dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar seolah beradu pesan politik melalui baju yang mereka kenakan.
Baca juga: Cerita di Balik Kemeja Putih Mahfud MD, Dititipkan ke Ibunda di Madura, Diambil Jelang Daftar ke KPU
Kemarin Ganjar Pranowo- Mahfud MD mengenakan pakaian hitam-putih.
Lain halnya Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, pasangan ini memilih seragam mengenakan baju putih-putih.
Apa yang ingin Ganjar Pranowo- Mahfud MD dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sampaikan melalui baju?
Ini ulasan Tribunnews.com
Tren Fesyen dan Pesan Politik Sudah Ada Sejak Zaman Belanda
Tren fesyen, atau busana seperti banyak aspek kebudayaan populer lainnya telah menjadi alat untuk menyampaikan suara publik mengenai keadaan sosial dan politik.
Mengutip tulisan Luthfi Adam yang berjudul ‘Transformation of Dress and National Subject Formation of the Indonesian Commoners in the Colonial Period,’ terdapat regulasi berpakaian bagi rakyat jelata.
Mengutip tulisan Kekuatan pakaian dalam politik https://tfr.news/articles/2021/4/23/kekuatan-pakaian-dalam-politik
menunjukkan betapa ada pesan politik di di balik busana yang dikenakan dalam politik.
Hal ini sudah dilakukan penguasan selama masa penjajahan Belanda, kolonial Belanda mengatur cara masyarakat Indonesia berpakaian.
Baca juga: Ganjar-Mahfud MD Daftar Capres-Cawapres ke KPU, Megawati: Gelora Harapan Baru Rakyat Indonesia
Kekuatan berpakaian adalah salah satu keuntungan bagi politisi. Fesyen dapat digunakan sebagai alat untuk membentuk visi dan menarik perhatian pemilih.
Bisa dikatakan, politisi adalah mengejawantahkan realita branding dirinya yang ditunjukkan dalam pakaian yang mereka pilih.
Desain dan warna sebuah pakaian kerap sarat makna dalam mengirimkan informasi tertentu kepada orang-orang yang terlibat di dalamnya dalam hal ini para pemilih yang mereka sasar suaranya.