Jokowi Sebut Pilpres Jatah Prabowo, Pengamat: Gurauan Politik, Langgar Etik, Ingin Jadi King Maker
Sejumlah pengamat memberikan pandangan mereka terkait pernyataan Jokowi ke Prabowo terkait jatah Pilpres selanjutnya.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Endra Kurniawan
Sebab ucapan ini bakal berpengaruh pada situasi politik bahkan kebijakan.
"Memang ada sebagian yg pasti akan bilang itu hanya basa basi. Tapi justru di situ letak etik bagi penyelenggara negara, dalam keseharian, dalam berkomentar, ada batas-batas etik yang tinggi," ujar Bivitri.
"Karena setiap perkataan seorang penyelenggara negara, apalagi presiden, bisa berpengaruh pada situasi politik, bahkan kebijakan," tambahnya.
Lebih lanjut, dalam hal perkataan Jokowi ke Prabowo, Bivitri menjelaskan hal tersebut bisa saja kelihatan remeh, tapi ada dua konteks makna di baliknya.
"Pertama dalam negosiasi politik yang sekarang ini tengah dilakukan. Kedua kebijakan yan mungkin harus atau akan diambil terkait dengan putusan MK mengenai menteri yang nyapres atau nyaleg," tegasnya.
Lebih lanjut, perkataan Jokowi ini dinilai seakan-akan Indonesia bukan lagi negara demokrasi lagi, tetapi monarki. Sebab, penguasa selanjutnya harus disetujui oleh penguasa yang sekarang.
Juga, tindakan ini seakan-akan menunjukkan pihaknya mau bergantian dalam menduduki kursi kepemimpinan.
"Karena Prabowo kan dulu rival jokowi, jadi ganti-gantian saja. Sangat elitis, hanya siapa di lingkaran itu yang bisa ganti menggantikan," jelas Bivitri.
Baca juga: Survei Elektabilitas Parpol Y-Publica: Demokrat Salip Gerindra, Nasdem Terancam Gagal ke Senayan
Jokowi Ingin Jadi King Maker
Sementara itu pengamat politik Agung Baskoro menilai pernyataan Presiden Jokowi soal 'jatah Prabowo' memiliki sejumlah tafsir.
Satu yang menonjol ialah Jokowi terkesan ingin menunjukkan dirinya sebagai salah satu king maker bagi Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
"Dalam konteks elektoral, semakin memperkuat peran Presiden Jokowi sebagai salah satu King Maker dalam Pilpres 2024," kata Agung Baskoro, Selasa (8/11/2022).
"Salah satu King Maker di Koalisi Pemerintah saat ini, KIB, KIR, dan PDIP. Jadi masing-nasing poros ada king makernya," ujarnya menambahkan.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis (TPS) menilai hal ini berdasarkan pengalaman Jokowi yang belum tersentuh kekalahan saat terlibat dalam pemilihan dalam berbagai tingkat pemerintahan mulai, kota, provinsi, hingga negara.