Profil Tifatul Sembiring, Ketua Fraksi PKS di MPR, Mantan Presiden PKS dan Eks Menkominfo
Berikut profil Tifatul Sembiring, politikus Partai Keadilan Sejahtera atau PKS.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Daryono
Saat PK berganti menjadi PKS, ia kemudian menjadi Ketua DPP PKS Wilayah Dakwah I Bagian Sumatera pada periode 2000-2004.
Pada 2004 hingga 2005 ia sempat menjadi Pejabat Sementara Presiden Partai Keadilan Sejahtera setelah Presiden sebelumnya, Hidayat Nur Wahid, terpilih menjadi wakil rakyat atau DPR pada pemilu 2004.
Akhirnya Tifatul Sembiring terpilih menjadi Presiden PKS periode 2005-2010 melalui Sidang Majelis Syuro I PKS.
Belum tuntas ia mengemban jabatan tersebut, Tifatul kemudian mengundurkan diri lantaran terpilih sebagai wakil rakyat saat Pemilu 2009.
Saat itu ia bahkan menjadi Ketua Komisi 1 DPR, sebelum akhirnya juga harus undur diri dari parlemen.
Hal itu lantaran ia dipilih oleh Presiden SBY untuk mengisi jabatan Menteri Komunikasi dan Informatika pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid 2.
Lagi-lagi, belum selesai ia menjabat sebagai Menkominfo, Tifatul kemudian mengundurkan diri dari jabatan menteri pada 2014.
Pasalnya, ia terpilih menjadi anggota DPR pada pemilu 2014.
Baca juga: Susunan Pengurus DPP Partai Keadilan Sejahtera: Ada 9 Wakil Sekjen, Menjabat Periode 2020-2025
Pada periode 2014-19, Tifatul bertugas di tiga komisi berbeda, diantaranya yakni Komisi VI pada 2014-2016, Komiisi III 2016-2017, kemudian du Komisi VII pada 2017-2019.
Pada 2017-2019 dirinya juga sempat menjadi Ketua Fraksi PKS di MPR, dan berlanjut setelah pileg 2019 hingga saat ini.
Sebelum aktif di politik, Tifatul dulunya merupakan seorang aktivis di berbagai organisasi.
Ia pernah tergabung di Pelajar Islam Indonesia (PII), lalu Korps Mubaligh Khairu Ummah serta Aktivis Yayasan Pendidikan Nurul Fikri.
Selama menjabat sebagai Menkominfo, Tifatul Sembiring berhasil meningkatkan penerimaan negara bukan pajak dari Kemenkominfo menjadi sebesar Rp 13,59 triliun.
Seperti dikutip dari Tribunnewswiki.com, ia berhasil membuat 72.000 desa telah terkoneksi dengan sambungan telepon.