Ray Rangkuti: Berdasarkan Hasil Survei, Pemilih di 2024 Tak Peduli Suku dan Agama Calon Presiden
Ray Rangkuti mengatakan, dalam pemilu 2024, fakta terkait unsur etnisitas calon presiden Indonesia itu sudah tidak relevan bagi masyarakat.
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Wahyu Aji
Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Talkshow Series Memilih Damai dengan tema "Membedah Genealogi Presiden dari Masa ke Masa digelar di Universitas Al-Azhar, Jakarta Pusat, Kamis (8/12/2022).
Fakta yang ada dan tidak bisa dipungkiri, bahwa sejak awal kemerdekaan Indonesia, tujuh presiden selalu memiliki latar belakang etnis dari suku Jawa.
Hal itu kemudian membentuk stigma masyarakat, sosok yang akan menjadi presiden Indonesia harus yang berasal dari suku Jawa.
Satu diantara para narasumber yang hadir, Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima Indonesia) Ray Rangkuti angkat bicara terkait fakta tersebut.
Ray Rangkuti mengatakan, dalam Pemilu 2024, fakta terkait unsur etnisitas calon presiden Indonesia itu sudah tidak relevan bagi masyarakat.
"Berdasarkan Survei Kedai Kopi 2021 lalu, dinyatakan sebesar 67 persen (pemilih), sudah tidak peduli terhadap asal sukunya kok," kata Ray di Universitas Al-Azhar, Jakarta Pusat, Kamis (8/12/20222).
"Kalau diurut belakang lagi, berdasarkan lembaga survei Parameter Politik Indonesia, yang milih agama dan suku itu kecil," sambung Ray.
Menurut Ray, berdasarkan lembaga survei yang disebutkannya itu, nantinya pemilih juga akan memilih pemimpin yang dirasakan memiliki kedekatan dengan masyarakat, dan jelas program kedepannya.
Sebagai contoh, Ray menjelaskan, capres 2024 yang sedang digadang-gadang oleh Partai politik seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Baca juga: Ray Rangkuti: 80 Persen AHY Jadi Cawapres Anies Baswedan
"Waktu itu saya di Solo Jawa Tengah, bertanya kepada teman, Ganjar bisa menang suara 80-100 persen, alasannya karena kemana mana nyapa masyarakat, jadinya tinggi," kata Ray.
Selanjutnya, Anies Baswedan yang sudah melakukan safari politik di sejumlah daerah di Indonesia.
"Anies sudah kemana mana, sudah melonjak persenmya ya dibanding Prabowo Subianto," kata Ray.
Lalu, Prabowo Subianto yang belum melakukan safari politiknya. Menurut Ray, hal itu membuat elektabilitasnya tidak naik.
"Karena belum jalan jalan, tapi kalau Januari 2023 ia sudah safari politik, nantinya elektabilitas akan naik, karena kita liat dilapangannya," tutur Ray.
Sebagai informasi, acara tersebut dipandu Paramitha Soemantri selaku pembawa acara bersama Pemimpin Redaksi Warta Kota Domu Ambarita sebagai Moderator.
Baca juga: Sandiaga Uno Siap Kembali Maju di Pilpres 2024
Adapun Talkshow tersebut juga dihadiri para narasumber, diantaranya yaitu Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti, Dekan FISIP Universitas Indonesia Semiarto Aji Purwanto, Dekan FISIP Universitas Al-Azhar Heri Herdianto, Peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu dan Meutia Hatta yaitu Putri dari Muhammad Hatta.