Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ray Rangkuti Prediksi Anies Baswedan Akan Sepakat Gandeng AHY pada Pilpres 2024

Ray mengatakan, jika Anies atau Partai Nasdem menolak AHY sebagai cawapres, posisi mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan rumit.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Ray Rangkuti Prediksi Anies Baswedan Akan Sepakat Gandeng AHY pada Pilpres 2024
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan keterangan kepada wartawan usai pertemuan tertutup di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Jumat (7/10/2022). Kedatangan Anies Baswedan ke Partai Demokrat tersebut sebagai ajang silaturhami dan safari politik. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik, Ray Rangkuti memprediksi Anies Baswedan akan sepakat untuk menggandeng Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Menurutnya sekeras-kerasnya Partai Keadilan Sosial (PKS) mendorong Ahmad Heryawan (Aher) sebagai calon wakil presiden (Cawapres) dari pihak mereka, pada akhirnya PKS akan mengikuti arah Anies bermanuver.

"Jadi Anies yang menentukan. Kalau mengatakan AHY, maka akan jalan dengan AHY. Jadi PKS akan mengikuti Anies, bukan Anies yang mengikuti PKS," kata Ray saat ditemui di kantor Para Syndicate di kawasan Kebayoran Baru, Rabu (4/1/2023).

Ray mengatakan, jika Anies atau Partai Nasdem menolak AHY sebagai cawapres, posisi mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan rumit.

Sebab, jika AHY ditolak sebagai cawapres, tentunya Partai Demokrat tidak akan mau bergabung dalam koalisi Nasdem dan PKS.

Demokrat kemungkinan akan lebih memilih berkoalisi dengan pihak yang potensi menangnya lebih besar.

Baca juga: Fahri Hamzah Beberkan Tipikal Pemilih Prabowo, Anies, dan Ganjar: Singgung Rasional dan Emosional

Berita Rekomendasi

Contohnya seperti bergabung dengan KIB atau Koalisi Indonesia Bersatu, bersama Golkar, PPP dan PAN.

"Kan mereka harus mencari keuntungan yang lain, potensi menang. Kalau gabung dengan KIB potensi menangnya tinggi sekali," ujarnya.

Ray mengatakan ini soal waktu, karena ada kemungkinan besar pada bulan Maret akan terjadi reshuffle di kabinet Indonesia Maju.

Di momen itu, menurutnya akan terjadi saling ada cepat antara pemerintah dan Partai Nasdem.

Jika sampai Maret tidak ada kejelasan, demokrat bisa saja akan menerima tawaran untuk duduk di kursi kabinet untuk gabung di pemerintahan dan kemungkinan bergabung di KIB.

"Itu kan hasilnya sama, tidak jadi wakil presiden tapi setidaknya 2 tahun berkuasa, dan masuk dalam koalisi yang potensi menangnya tinggi, kan lebih untung," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas