Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Akademisi: Masyarakat Menginginkan Pemimpin yang Melanjutkan Program Pembangunan Pemerintahan Jokowi

Pengamat politik, Mada Sukmajati menilai, mengacu hasil survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia (IPI), saat ini masyarakat cenderung

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Akademisi: Masyarakat Menginginkan Pemimpin yang Melanjutkan Program Pembangunan Pemerintahan Jokowi
istimewa
Ada kejadian menarik dalam kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Batang, Jawa Tengah, Senin, (3/10/2022). Usai meresmikan Grounbreaking Wavin Manufacturing di Batang, Presiden mengajak Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo satu mobil. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik, Mada Sukmajati menilai, mengacu hasil survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia (IPI), saat ini masyarakat cenderung menginginkan sosok pemimpin Nasional yang menawarkan program untuk meneruskan program presiden sebelumnya.

"Survei itu juga menunjukan saat ini pemilih tak menginginkan calon pemimpin nasional yang sekadar menjual kepopuleran, tidak punya visi misi yang jelas untuk memajuan bangsa, kerap bermain isu dan hanya menggunakan politik identitas," kata Sukmajati dalam keterangan tertulis, Kamis (5/1/2023).

Diketahui hasil survei IPI awal Desember 2022, pasangan Ganjar Pranowo dan Erick Thohir dipilih sebagian besar responden, bahkan masih unggul dibandingkan pasangan Anies-AHY.

Diterangkan dosen Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, ini terjadi mengingat fenomena calon pemilih saat ini sangat berbeda dari pemilu 2014.

"Saat itu pemilih menginginkan perubahan gaya kepemimpinan nasional seperti dekat dengan masyarakat, sederhana, ramah dan kerja nyata," katanya.

Ia menyampaikan harapannya di Pilpres 2024 tak sekadar menjual nama saja, namun adu program, visi dan gagasan untuk kemajuan Indonesia siapapun yang terpilih jadi presiden.

Berita Rekomendasi

Sukmajati juga mengingatkan, agar  dapat memenangkan kontestasi pileg 2024, parpol juga harus dapat memilih calon yang 'laku' dijual'.

"Dari pengalaman pemilu 2019 yang lalu, efek ekor jas sangat mendominasi untuk meningkatkan kemenangan parpol. Jika parpol gegabah memilih calonnya, maka efek ekor jas yang diharapkan untuk memenangkan pemilu 2024 tak akan terjadi," katanya.

Baca juga: Survei Indikator Politik: Ganjar-Erick Tak Terkalahkan dalam 4 Simulasi Pilpres

Harusnya, kata dia  dengan calon yang bagus dan didukung parpol yang solid, efek ekor jas di pemilu 2024 dapat terjadi.

"Misalnya Ganjar sebagai kader PDIP seharusnya dapat memberikan efek ekor jas sehingga kerjasama antara parpol dan capres cawapres untuk memikat pemilih sangat vital," kata Sukmajati.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas