Viva Yoga Heran Hasil Survei LSI Denny JA Kerap Sebut PAN Tak Lolos ke Parlemen
Seperti diketahui dalam rilis tersebut, elektabilitas PAN disebut hanya 1,9 persen sehingga terancam tak lolos ambang batas pencalonan parlemen atau p
Penulis: Naufal Lanten
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) bicara soal temuan hasil survei terkait elektabilitas partai politik, khususnya survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.
Seperti diketahui dalam rilis tersebut, elektabilitas PAN disebut hanya 1,9 persen sehingga terancam tak lolos ambang batas pencalonan parlemen atau parliamentary threshold.
Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga mengaku heran terhadap hasil survei yang dirilis LSI Denny JA.
Sebab, kata dia, survei kerap menyatakan PAN tak lolos parlemen namun yang terjadi justru sebaliknya.
“Jika hasil dari lembaga survei itu akurat, valid, dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral akademis maka semestinya sejak Pemilu 2004 PAN tidak lolos parliamentary threshold alias PAN tak dapat kursi DPR RI,” kata Viva Yoga saat dihubungi, Rabu (8/2/2023).
“Tetapi hasil survei mereka itu selalu tidak terbukti. Sampai Pemilu 2019 lalu PAN masih memperoleh kursi DPR RI,” sambung dia.
Baca juga: Survei LSI Denny JA: 7 Partai Lolos Ambang Batas Parlemen, PDIP Berpeluang Hattrick Menang Pemilu
Viva lantas mengutip data resmi KPU RI.
Ia mengatakan bahwa di Pemilu 2004 PAN memeroleh suara nasional sebesar 6,44 persen.
Kemudian di Pemilu 2009, PAN mendapat suara sebesar 6,01 persen.
Selanjutnya di Pemilu 2014 sebesar 7,59 persen dan Pemilu 2019 sebesar 6,84 persen.
Angka ini, kata Viva, menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara hasil survei dengan data KPU tersebut.
“Aneh enggak sih, mengapa sekelas LSI selalu konsisten salah dalam meneliti tentang PAN,” kata Viva.
“Apakah lembaga survei itu tidak kredibel? Tidak berlandaskan pada kaidah ilmiah? Apakah Sentimen pada PAN? Atau karena faktor lain? Tentu akan banyak pertanyaan masyarakat dari tidak akuratnya hasil survei mereka, sejak 2004 sampai sekarang,” lanjut dia.