Survei Indikator Sebut Elektabilitas NasDem Meroket, Wasekjen: Efek Ekor Jas Bawa Anies Baswedan
Partai NasDem mengungkap elektabilitasnya naik tajam sepanjang sejarah gara-gara efek ekor jas membawa nama Anies Baswedan sebagai calon presiden.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai NasDem mengungkap elektabilitasnya naik tajam sepanjang sejarah gara-gara efek ekor jas membawa nama Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) ke seluruh penjuru Indonesia.
Diketahui, elektabilitas Partai NasDem disebut saat ini mengalami peningkatan tertinggi sepanjang sejarah berdasarkan hasil survei dari Indikator Politik Indonesia (IPI).
"Tentu ada sumbangan efek ekor jas. Jadi Anies karena kami sudah bawa Anies keliling Indonesia mulai Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Papua," ujar Wakil Sekjen Partai NasDem, Hermawi Taslim saat dikonfirmasi, Selasa (28/3/2023).
Di sisi lain, Hermawi menyatakan bahwa pihaknya juga telah melangkapi struktur hingga tingkat paling bawah yang membuat elektabilitas NasDem semakin meningkat.
"Utamanya struktur kami sudah sampai ke tingkat paling bawah, sejumlah wilayah saat ini sudah mulai melakukan proses rekruitmen saksi," ungkap Hermawi.
Lebih lanjut, Hermawi menambahkan bahwa peningkatan elektabilitas itu juga disebabkan sejumlah petahana legislatif di semua tingkat punya relawan dengan struktur tersendiri. Hal itu sekarang terkoneksi dengan struktur partai.
"Kami akan terus meningkatkan konsolidasi dan koordinasi dengan seluruh perangkat partai dan para caleg," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, dalam hasil survei terbaru yang dilakukan Indikator Politik Indonesia (IPI) elektabilitas Partai NasDem disebut saat ini mengalami peningkatan tertinggi sepanjang sejarah.
Adapun survei tersebut telah dilakukan pada Februari-Maret melibatkan 1.220 responden di seluruh Indonesia.
"Yang menarik adalah trennya NasDem mengalami peningkatan yang sangat tajam. Kita bisa simpulkan kalau kita lihat data over time bahkan sebelum Pemilu 2019 sampai 2014, elektabilitas Nasdem 6,4 persen adalah tertinggi dalam sejarah persiapan NasDem jelang Pemilu," kata Direktur Eksekutif IPI Burhanuddin Muhtadi dikutip di YouTube IPI, Senin (27/3/2023).
Burhanuddin menilai bahwa menanjaknya elektabilitas NasDem itu pasca deklarasi Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (Bacapres).
Baca juga: NasDem Sebut Pengumuman Cawapres Anies Baswedan Pakai Element of Surprise
"Jadi kita bisa sedikit mengambil kesimpulan Nasdem sudah mendapatkan insentif positif dari deklarasi Anies Baswedan sebagai bacapres," jelasnya.
Meski NaDem elektabilitas meningkat tajam. Belum diikuti menanjaknya elektabilitas Anies Baswedan.
"Tetapi Anies sendiri belum mendapatkan momentum pasca deklarasi. Sempat mendapatkan momentum di bulan November tetapi trennya melemah dalam beberapa bulan," tegasnya.
Dikatakan Burhanuddin bahwa Elektabilitas PDIP dan Golkar menurun sedangkan Gerindra naik.
"Kemudian PDIP, Golkar turun, Gerindra naik yang lainnya tidak terlalu berbeda," tegasnya.
Berikutnya elektabilitas partai dari survei IPI terbaru:
1. PDIP 23,5 persen
2. Partai Gerindra 14%
3. Partai Golkar 9,6%
4. Partai Demokrat 9,1%
5. PKB 8,2%
6. Partai NasDem 6,4%
7. PKS 5,8%
8.Partai Perindo 2,4%
9. PPP 2,3%
10.PAN 2,1%
11. PSI 0,6%
12.Partai Hanura 0,4%
12.Partai Ummat 0,3%
14. Partai Gelora 0,2%
15. PBB 0,2%
16. Partai Buruh 0,2%
Sebagai informasi survei terbaru IPI di atas melibatkan sebanyak 1.220 orang pada Februari dan periode 12-18 Maret 2023 jumlah sampel sebanyak 800 orang. Sampel berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2.9% (Februari) dan ±3.5% (Maret) pada tingkat kepercayaan 95%.
Baca juga: NasDem Klaim Koalisi Perubahan Diminati Orang Karena Faktor Anies Baswedan
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.