Ganjarist Tak Risau Elektabilitas Ganjar Disalip Prabowo, Yakin akan Kembali Naik
Ganjarist tidak terlalu merisaukan turunnya elektabilitas Ganjar Pranowo yang kini berada di bawah Prabowo Subianto, menurut LSI.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Plt Ketum Kornas Ganjarist, Kris Tjantra, tidak terlalu merisaukan turunnya elektabilitas Ganjar Pranowo yang kini berada di bawah Prabowo Subianto, menurut survei terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Kris Tjantra tak mengelak turunnya elektabilitas Ganjar Pranowo buntut dari sikap penolakan terhadap Timnas Israel yang berujung batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia.
"Terkait hasil (survei) LSI kemarin ada penurunan elektabilitas Pak Ganjar, kami menilainya itu dampak dari dinamika statemen dari Pak Ganjar Pranowo."
"Kami melihatnya ada penurunan ada peningkatan itu hal biasa, nanti juga akan naik kembali," ungkapnya dalam dialog Overview Tribunnews, Kamis (13/4/2023).
Kris Tjantra mengatakan, Ganjarist siap untuk berjuang meningkatkan elektabilitas Ganjar Pranowo.
Menurut Kris, statemen penolakan Ganjar terhadap Timnas Israel semestinya tidak perlu dipolitisasi berlebihan.
Baca juga: Jokowi dan Ganjar Semobil hingga Tarawih Bersama, Ganjarist: Wujud Sayang, Tepis Isu Keretakan
"Tapi karena ini tahun politik ya ada pihak-pihak yang kontra dengan Ganjar Pranowo mencoba memainkan isu ini."
"Kelihatan lah, ada yang mencoba untuk menggoreng isu ini," ungkapnya.
Isu Piala Dunia U-20 Tidak Berlarut
Lebih lanjut, Kris mengatakan polemik batalnya Piala Dunia U-20 tidaklah berlarut.
Terlebih setelah Ganjar 'lengket' dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat kunjungan kerja di sejumlah daerah di Jawa Tengah, Senin lalu.
Mulai dari mengecek harga sembako di pasar hingga salat berjamaah di Solo.
"Isu Piala Dunia U-20 tidak relevan lagi, karena persoalan bangsa ini tidak hanya U-20 saja," ungkapnya.
Hasil Survei LSI
Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyebut, elektabilitas Ganjar Pranowo mengalami penurunan.
Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, mengatakan hal tersebut berbanding terbalik dengan dua kandidat calon presiden (capres) lainnya, yaitu Prabowo Subianto dan Anies Baswedan yang justru mengalami peningkatan.
Baca juga: Elektabilitas Prabowo Subianto Melejit Versi Survei LSI, Dasco Minta Kader Gerindra Tak Terlena
Djayadi menyebut, pada survei April 2023, Ganjar hanya mengantongi elektoral sebesar 26,9 persen.
Angka tersebut, menurun dibandingkan elektabilitasnya pada Februari 2023 sebesar 35,0 persen.
Sementara itu, elektabilitas Prabowo Subianto justru kian menguat pada April 2023 yaitu sebesar 30,3 persen.
Angka tersebut, naik dibandingkan Februari 2023 sebesar 26,7 persen.
Adapun elektabilitas Anies Baswedan juga mengalami peningkatan pada April 2023 sebesar 25,3 persen, dari sebelumnya 24,0 persen pada Februari 2023.
"Kalau berpikir secara sederhana, penurunan 8,1 persen turunnya suara Ganjar itu terpecah menjadi undecided voters, lalu sebagian ke Prabowo, sedikit ke Anies," kata Djayadi dalam rilis survei daring, ditulis Senin (10/4/2023).
Baca juga: Elektabilitas Ganjar, Prabowo, dan Anies di 5 Survei Terakhir: Ganjar Turun Tajam di Survei LSI
Djayadi menyebut, salah satu penyebab anjloknya elektabilitas Ganjar ditengarai terkait pernyataan Ganjar yang menolak Timnas Israel di Piala Dunia U-20.
Bahkan, Gubernur Jawa Tengah itu juga disebut-sebut sebagai pihak paling bertanggung jawab atas keputusan FIFA yang membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Sebelumnya, ramai diberitakan ada perseteruan antara Ketua PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Joko Widodo terkait kedatangan tim Israel ini.
Menurutnya, dukungan terhadap Ganjar dapat dibaca juga sebagai ketidakyakinan publik terhadap sikap Ganjar yang terkesan masih ragu-ragu.
Menanggapi hasil survei LSI, Dekan Fakultas Ilmu Sosial UIII, Philips J. Vermonte menilai momentum isu bisa jadi pelajaran untuk para capres, termasuk isu penegakan hukum dan korupsi agar dapat menarik suara rakyat.
"Isu sepak bola ini hal menarik karena berarti sebetulnya ada momentum sensitifitas isu. Pemilu 10 bulan lagi itu mungkin jadi pelajaran buat para capres, momentum politik itu bisa diciptakan tapi juga bisa datang dari luar, mungkin Ganjar surprise juga efeknya," kata Philips J. Vermonte dalam kesempatan yang sama.
"Walaupun kali ini Israel, temporer ya, karena saya lihat Ganjar dan Prabowo berusaha dekat dengan Jokowi agar diapprove publik. Jadi ruang masih terbuka, suara bisa bertambah atau menurun," sambungnya.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Reza Deni)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.