PPP Tidak Yakin Pertemuan Lima Parpol di PAN Jadi Alasan Terbentuknya Koalisi Besar
Presiden Jokowi menghadiri acara Silaturahmi antara PAN dengan Presiden, di Kantor DPP, Jakarta Selatan, Minggu, (2/4/2023).
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi atau Awiek tidak yakin pertemuan lima parpol di DPP PAN dijadikan alasan terbentuknya koalisi besar.
Diketahui Presiden Jokowi menghadiri acara Silaturahmi antara PAN dengan Presiden, di Kantor DPP, Jakarta Selatan, Minggu, (2/4/2023).
Adapun acara itu dihadiri juga oleh Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Golkar Airlangga Hartato, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PAN Zulhas, hingga Plt Ketum PPP Mardiono.
"Ingat kalau itu dijadikan alasan akan terbentuknya koalisi besar saya tidak yakin. Kenapa? Karena ada problem pertama KIB dan KIR mau digabungkan. Belum tentu karena KIB ini belum merapat," kata Awiek dalam diskusi Total Politik dikutip Kamis (13/4/2023).
Dikatakannya bahwa pertemuan di PAN beberapa waktu lalu yang diundang enam partai.
"Kemudian pertemuan di PAN itu unik enam partai diundang termasuk PDIP. Hanya saja waktu itu Bu Mega sedang keluar negeri. Artinya apa koalisi teman-temannya Pak Jokowi ini tidak mungkin melupakan PDIP," sambungnya.
Baca juga: Demokrat Prediksi Koalisi Besar Bisa Duetkan Prabowo-Sandi
Menurut Awiek bahwa masalah selanjutnya dari koalisi besar yakni soal capres.
"Masalah selanjutnya dari koalisi besar sebenarnya soal capres saya tidak bisa membayangkan kalau KIB dan KIR siapa capresnya. Kita hormati Pak Airlangga capres hasil Munas Golkar, Prabowo Gerindra capres, PAN mengusung Ganjar-Erick jadi itu hitung-hitungan politik tidak mungkin," katanya.
"Sementara PPP ada orang mendekat kita terima. Kalau ada orang yang mendekat ya kita sampaikan, kalau di PPP peluangnya besar untuk diusulkan," tutupnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut cocok dua koalisi partai saat ini yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PPP, dan PAN cocok dengan koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang terdiri dari Gerindra dan PKB.
Hal itu disampaikan Jokowi usai menghadiri acara Silaturahmi antara PAN dengan Presiden, di Kantor DPP, Jakarta Selatan, Minggu, (2/4/2023).
“Cocok,” kata Jokowi.
Terkait penggabungan dua koalisi partai tersebut kata Jokowi terserah para Ketum partai masing-masing. Yang pasti kata Presiden koalisi harus dibangun untuk kepentingan bangsa dan negara.
“Saya hanya bilang cocok, terserah pada ketua umum partai atau gabungan ketua umum partai, untuk kebaikan negara, untuk kebaikan bangsa untuk kebaikan rakyat, hal yang berkaitan bisa dimusyawarahkan akan lebih baik,” katanya.
Dalam acara silaturahmi tersebut kata Presiden membicarakan masalah kebangsaan sekaligus keberlanjutan program pembangunan ke depannya.
Presiden mengaku dalam pertemuan, ia lebih banyak mendengarkan. Dalam membahas politik para Ketua Umum Partai yang banyak berbicara.
“Yang berbicara itu ketua-ketua partai, saya bagian mendengarkan saja,” katanya.
Presiden tidak menjawab apakah dalam acara silaturahmi partai pemerintah tersebut turut dibahas masalah Capres dan Cawapres Pilpres 2024. Menurut Presiden hal itu sebaiknya ditanyakan kepada para Ketum Partai.
“Nanti ditanyakan kepada ketua-ketua partai,” katanya.