Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Menilai Kritik JK terhadap Jokowi soal Undang 6 Ketua Umum Parpol ke Istana Hal yang Wajar

Pengamat Politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin menilai kontestasi Pilpres 2024 ada masalah kenegarawanan.

Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pengamat Menilai Kritik JK terhadap Jokowi soal Undang 6 Ketua Umum Parpol ke Istana Hal yang Wajar
Tribunnews.com
Jokowi mengundang ketua umum partai politik pendukung pemerintahan di Istana Merdeka, Selasa (2/5/2023) malam ini. Pengamat Politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin menilai kontestasi Pilpres 2024 ada masalah kenegarawanan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat W Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin menilai kontestasi Pilpres 2024 ada masalah kenegarawanan.

Hal itu melihat dari kritik mantan Wakil Presiden Yusuf Kalla (JK) kepada Presiden Jokowi yang dinilai terlalu ikut campur urusan politik di Pilpres 2024 mendatang.

Baca juga: Bicara Pilpres 2024, JK Sebut Baiknya Dikuti 3 Pasangan Capres-Cawapres

"Saya melihatnya kritik yang wajar dari Pak JK kepada Pak Jokowi. Kita punya pengalaman di masa yang lalu sebelumnya Bu Mega netral posisinya. Bahkan Bu Mega di tahun 2004 karena beliau tidak memihak sampai kalah dengan Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Itu jiwa kenegarawanan Bu Mega," kata Ujang ketika dihubungi, Senin (8/5/2023).

Ujang mengukapkan bahwa SBY dulu juga sama punya jiwa kenegarawanan juga.

Ketika Pilpres 2014 Jokowi menang SBY netral tidak memihak kemana-mana. Dan dari situ sikap kenegaraan tersebut terbangun dari Megawati dan SBY.

"Di tahun 2024 ini ada masalah kenegarawanan yang mana Pak Jokowi dianggap ikut cawe-cawe dalam konteks membangun kontruksi atau melengkapi puzzle-puzzle menjelang Pilpres 2024," jelasnya.

Berita Rekomendasi

Maka dari itu dikatakan Ujang banyak yang mengkritisi, terakhir itu muncul ketika pertemuan keenam partai di Istana Negara beberapa waktu yang lalu.

"Sebetulnya kalau pertemuannya di DPP PAN pertemuan lima Ketua Umum tidaklah masalah karena pertemuan tidak di Istana Negara," kata Ujang.

"Tetapi kalau pertemuannya dikatakan Pak JK di Istana Negara kalau bicara pembagunan silakan. Kalau bicara politik tidak boleh. Jika bicara pembangunan kenapa NasDem tidak diundang," lanjutnya.

Baca juga: Undang Ketua Umum Parpol ke Istana, JK Minta Jokowi Jangan Terlalu Ikut Campur Urusan Politik

Menurut Ujang hal itu menjadi paradoks atau anomali dalam konteks standar ganda konteks 'Istana' melihat NasDem.

"Harusnya Pak Jokowi bersikap berjiwa negarawan saja dalam persiapan perkoalisian di 2024 nanti," ujarnya.

Adapun sebelumnya Wapres RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) meminta Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk terlalu ikut campur dalam urusan politik dalam jabatannya sebagai pemimpin tertinggi RI.

Hal ini merupakan respons JK terkait pertemuan para Ketua Umum (Ketum) partai politik (parpol) dalam lingkaran pemerintah Jokowi-Amin yang sebelumnya diundang ke Istana Negara.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas