Ganjarist Bicara Pentingnya Utamakan Adab dalam Kampanye: Fokus Karya dan Rekam Jejak Kebijakan
Dalam politik, tidak ada yang tak mungkin, namun propaganda negatif telah mulai dilontarkan oleh elit petinggi partai.
Penulis: Reza Deni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kornas Relawan Ganjarist bicara koalisi partai politik pendukung capres untuk Pilpres 2024 yang belum juga resmi terbentuk. Paket pasangan capres-cawapres pun belum ada yang muncul.
Plt. Ketua Umum Koordinator Nasional Ganjarist Kris Tjantra mengatakan konstelasi capres-cawapres masih banyak kemungkinan.
Dalam politik, tidak ada yang tak mungkin. Namun propaganda negatif telah mulai dilontarkan oleh elit petinggi partai.
Baca juga: Konsolidasi Partai, Ketua DPD PDIP Tugaskan Kader Kenalkan Sosok Ganjar Pranowo ke Masyarakat Banten
Dia mengemukakan pentingnya mengutamakan adab dalam berkampanye dan fokus pada penyampaian rekam jejak karya dan kebijakan yang sudah dihasilkan oleh para capres.
"Sebaiknya dalam berkampanye kita mengutamakan adab dan etika. Sehingga pesta rakyat 2024 bisa kita sambut dengan penuh kegembiraan dan lebih positif dibanding pilpres-pilpres lalu yang penuh hoax, fitnah, dan hal-hal yang tidak substantif," ujar Kris dalam keterangannya, Sabtu (27/5/2023).
Kris menyayangkan munculnya kampanye-kampanye yang mengangkat isu yang tidak substantif yang dilontarkan oleh elit parpol pengusung capres.
"Elite parpol yang hanya mengatakan hal-hal miring yang tak ada kaitannya dengan gagasan, karya dan pencapaian kinerja, hanya akan berujung pada perpecahan dan keterbelahan atau polarisasi yang sangat tajam di masyarakat," ujar Kris.
Lebih jauh Kris mengatakan, publik Indonesia telah lelah dengan terkoyaknya persatuan anak bangsa hanya karena isu-isu remeh yang tidak penting yang secara massif digelorakan oleh elit parpol dalam 2 pilpres sebelumnya.
"Presiden Jokowi telah membawa Indonesia dihormati dunia dengan pencapaian-pencapaian yang telah kita hasilkan selama ini, jangan jadikan bangsa ini menjadi kerdil dan terpecah-belah hanya karena saling bertengkar untuk persoalan yang tak ada hubungannya dengan kapabilitas kepemimpinan bangsa," ujar Kris.
Menurutnya, elit parpol pendukung capres fokus pada kampanye yang mengangkat gagasan apa yang dibawa oleh capres yang diusung.
"Bukan pada hal remeh-temeh personal yang sangat tidak penting. Ingat, great minds talking ideas, small minds talking people," katanya.
Maka itu, dia menilai sudah cukup dalam dua Pilpres sebelumnya menjadi cermin, Jokowi yang difitnah segala macam, justru 2 kali menang dalam Pilpres.
"Lagi pula untuk apa langsung menyerang lawan, konstelasi masih mungkin berubah kok. Siapa tau salah satu capres di menit terakhir malah bersedia jadi cawapres," pungkas Kris.