Pilpres 2024, Pengamat Sebut Syarat Jadi Cawapres Lebih Rumit ketimbang Capres
Menurut Qodari, dinamika Pilpres 2024 membuat seolah menjadi calon wakil presiden (cawapres) lebih sulit ketimbang menjadi calon presiden (capres).
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, menyoroti fenomena unik yang terjadi menjelang Pilpres 2024.
Menurut Qodari, dinamika Pilpres 2024 membuat seolah menjadi calon wakil presiden (cawapres) lebih sulit ketimbang menjadi calon presiden (capres).
Qodari mengatakan syarat menjadi cawapres rupanya lebih banyak daripada menjadi capres.
"Capres syaratnya satu aja, punya elektabilitas dari hasil survei, kompetitif, tiga besar, dan punya peluang untuk menang," ungkap Qodari saat menjadi narasumber dialog Overview Tribunnews, Kamis (8/6/2023).
Tetapi, sosok yang menjadi kandidat cawapres dihadapkan dengan syarat yang lebih rumit.
"Pertama, harus punya elektabilitas. Kalau tidak punya elektabilitas dianggap sulit untuk menang," ujar Qodari.
Baca juga: Golkar Disarankan Segera Pilih Mitra Koalisi Pilpres dan Dorong Airlangga Jadi Cawapres
Syarat kedua, cawapres harus memiliki dukungan dari partai politik.
"Ketiga harus punya logistik, cawapres diharapkan membantu pembiayaan dalam kampanye," lanjut Qodari.
Keempat, cawapres diharapkan memiliki kolam suara.
"Kolam suara lebih mudah dimasuki daripada suara yang tidak berada dalam kolam sosiologis atau kolam organisasi tertentu," ungkapnya.
Selain empat hal itu, Qodari juga mengatakan ada lagi syarat khusus yang berbeda dari tiap partai maupun sang capres.
"Tiap partai atau koalisi partai, tiap capres punya kriteria (cawapres) masing-masing," ujar Qodari.
Baca juga: Ini Alasan PDIP Masukkan AHY dalam Daftar Bakal Cawapres Ganjar Pranowo
Bursa Capres dan Cawapres
Diketahui hingga saat ini, nama kandidat capres 2024 berkutat pada tiga sosok langganan tiga besar survei.
Yaitu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Tetapi, belum ada satu kandidat capres yang mengumumkan cawapres.
Nama Erick Thohir disebut-sebut menjadi kandidat cawapres teratas.
Seperti hasil survei Indikator periode 26-30 Mei 2023 yang menempatkan Erick Thohir sebagai kandidat cawapres dalam simulasi 18 nama.
Erick Thohir bertengger di posisi teratas dengan 15,5 persen.
Menyusul di posisi kedua ada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan 15,4 persen.
Menko Polhukam Mahfud MD berada di urutan ketiga dengan 13,4 persen.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menempati urutan keempat dengan 13,1 persen.
Lalu Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berada di urutan kelima dengan 5,6 persen.
Keenam ada mantan Panglima TNI Andika Perkasa, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di posisi ketujuh.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)