Jadi Pemilih Dominan di Pemilu, Gen Z Diharapkan Tidak Dilibatkan untuk Kepentingan Elektoral Saja
JPPR berharap para Gen Z ini tidak hanya dilibatkan untuk kepentingan elektoral saja.
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Generasi Z (Gen Z) merupakan kelompok pemilih paling dominan di Pemilu 2024.
Tentu, orang-orang kelahiran 1997-2012 ini tak lepas jadi sasaran partai politik (parpol) untuk mendulang suara.
Baca juga: Polri Akan Kembali Aktifkan Satgas Nusantara untuk Kawal Pemilu 2024
Pemantauan Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) berharap para Gen Z ini tidak hanya dilibatkan untuk kepentingan elektoral saja.
Apalagi mengingat segmentasi Gen Z yang kritis seperti berpendidikan, aktif di LSM, melek politik perannya partisipasif dalam menjalankan kewajiban sebagai warga.
"Banyak kepentingan Gen Z misalnya terkait kesamaan akses, keadilan, adanya ruang kebebasan berekspresi, dan jaminan hak-haknya tanpa diskriminasi, sejauh ini belum ada," kata Manajer Pemantauan JPPR Aji Pangestu, dikutip Sabtu (8/7/2023).
"Selanjutnya Pemilu 2024 diharapkan menjadi momentum baik untuk menata ulang harapan-harapan tersebut. Pemilu 2024 harus terbebas dari politisasi SARA, kecurangan. Dan tak lupa penyelenggara diminta untuk independen dan professional," sambungnya.
Disisi lain, kata Aji, Gen Z yang belum tercerahkan cenderung apatis dan berpotensi menarik diri dari kegiatan politik. Hal ini setidaknya dipicu oleh kurangnya informasi, rendahnya pendidikan, serta kurangnya edukasi dari jajaran penyelenggara pemilu.
Menurutnya, tipe Gen Z ini berkeyakinan politik tidak akan berdampak pada kehidupan mereka. Karena pasca pemilu mereka akan tetap kembali pada rutinitas sehari-hari tanpa ada perubahan.
Baca juga: KPK Ungkap Tantangan Pemilu 2024, Politik Dibuat Sangat Mahal
"Prinsipnya mereka akan melakukan hal-hal yang menurut mereka realistis. Partisipasi pada pemilu tidak akan menambah pendapatan/penghasilan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," tuturnya.
Sebagai informasi, sebanyak 66.822.389 atau 33,60 persen pemilih Pemilu 2024 adalah Generasi Milenial. Sedangkan untuk Genarasi Z berjumlah 46.800.161 pemilih atau 22,85 persen.
Angka ini dibeberkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI saat mengumumkan jumlah pemilih dalam Rapat Pleno Terbuka Pentetapan Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024, Minggu (2/7/2023) lalu.
Sementara itu Generasi X mencapai 57.486.482 atau 28,07 persen pemilih, generasi baby boomer 28.127.340 atau 13,73 persen pemilih, dan generasi pre-boomer 3.570.850 atau 1,74 persen pemilih.
Baca juga: Partai Gelora Minta Tokoh yang Maju Pilpres Pastikan Pemilu 2024 Berjalan Damai
Dari segi umur, pemilih di atas 40 tahun mencapai 98.448.775 atau 48,07 persen pemilih. Pemilih usia 17-30 tahun mencapai 63.953.031 pemilih dan umur 31-40 tahun adalah 42.398.719 pemilih. Sedangkan 6.697 pemilih di bawah 17 tahun yang sudah memenuhi syarat sebagai pemilih.
Untuk hasil rekapitulasi DPT Pemilu 2024, tercatat jumlah pemilih laki-laki 102.218.503 dan perempuan 102.588.719. Total secara keseluruan baik Dalam Negeri dan Luar Negeri sebanyak 204.807.222 pemilih.
Sedangkan jumlah TPS/TPSLN/KSK/Pos sebanyak 823.532 yang tersebar di 38 Provinsi, 514 Kabupaten/Kota, 7.277 Kecamatan, 83.731 Desa/Kelurahan dan 128 PPLN.
Data tersebut dihasilkan dari proses pemutakhiran daftar pemilih dimulai pada tanggal 14 Desember 2022 dengan diberikannya DP4 oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sebanyak 204.656.053 penduduk potensial pemilih dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sebanyak 1.806.713 WNI diluar Negeri.