Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Caleg Harus Gelontorkan Dana Hingga Rp 200 Juta untuk Berlangganan Konsultan Politik Berbasis AI

Caleg bakal dikenai biaya Rp 100-200 juta jika ingin berlangganan dengan konsultan politik berbasis kecerdasan buatan atau artificial intellegence.

Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Caleg Harus Gelontorkan Dana Hingga Rp 200 Juta untuk Berlangganan Konsultan Politik Berbasis AI
Tribun Jabar
Ilustrasi Caleg. Caleg bakal dikenai biaya Rp 100-200 juta jika ingin berlangganan dengan konsultan politik berbasis kecerdasan buatan atau artificial intellegence. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon anggota legislatif (caleg) bakal dikenai biaya Rp 100-200 juta jika ingin berlangganan dengan konsultan politik berbasis kecerdasan buatan atau artificial intellegence (AI).

Konsultan politik berbasis AI itu bernama PEMILU.AI dan baru saja diluncurkan pada Kamis (20/7/2023) hari ini.

CEO PEMILU.AI Luky Djani menjelaskan, untuk caleg DPRD kabupaten/kota akan dikenakan biaya langganan 29 juta, caleg DPR RI 149 juta, dan DPD 249 juta.

"Untuk caleg DPRD kabupaten/kota 29 juta. Caleg DPRD provinsi 99 juta. Caleg DPR RI 149 juta. DPD 249 juta," kata Luky dalam peluncuran resmi PEMILU.AI di kawasan Jakarta Pusat, Kamis.

Menurut Luky, biaya langganan itu jauh lebih murah dibanding caleg menggelontorkan dana untuk dana kampanye.

Baca juga: PSI Akan Gunakan Konsultan Politik Berbasis AI Supaya Hemat Biaya

"Jadi, ini biaya me-subscribe PEMILU.AI, menurut kami, kalau dibandingkan dengan dana kampanye yang akan dikeluarkan, mungkin fraksinya sekitar 5 persen," jelasnya.

BERITA TERKAIT

"Dan daripada kehilangan duit 95 persen yang diberikan secara tidak tepat sasaran, program yang tidak tepat, dan seterusnya, ini akan sangat membantu caleg menghemat dana kampanye," lanjut dia.

Sebagai informasi, baru saja hari ini platform bernama PEMILU.AI diluncurkan.

Baca juga: Respons PSI hingga NasDem usai Gibran Disebut Anak Ingusan oleh Panda Nababan

Platform ini berperan sebagai konsultan politik personal bagi para caleg dan ditujukan untuk membantu caleg dalam memahami lebih dalam terkait aspirasi masyarakat di daerah pemilihan dengan beragam fitur inovatif untuk meningkatkan peluang kemenangan pemilu.

Luky Djani menjelaskan, platform ini dirancang untuk menganalisis big data, seperti: data politik, data sosial ekonomi, data demografi, data profil persona caleg, hingga data media sosial dan media online dari daerah pemilihan.

"Sehingga nantinya bisa memberikan rekomendasi microtargeting strategi kampanye tepat sasaran," tuturnya.

"Yang sesuai dengan target suara, wilayah dan kelompok sasaran, serta persona caleg.” ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas