PB HMI akan Undang Bacapres Ganjar, Prabowo, dan Anies untuk Saling Adu Gagasan
Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) akan mengundang tiga bakal calon presiden (bacapres) untuk saling adu gagasan.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) akan mengundang tiga bakal calon presiden (bacapres) untuk saling adu gagasan.
Diketahui, Indonesia akan menggelar pesta demokrasi akbar lima tahunan untuk pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI pada 14 Februari 2024 mendatang.
Baca juga: Respons DPP Golkar Sikapi Sejumlah DPD Dukung Prabowo Subianto Jadi Capres 2024
Setidaknya, sampai saat ini terdapat tiga kandidat bakal calon kuat presiden pada pemilu 2024.
Ketiganya yakni Ganjar Pranowo yang diusung partai PDIP, Prabowo Subianto diusung Gerindra bersama PKB dan Anies Baswedan yang diusung oleh Nasdem, Demokrat dan PKS.
Berdasarkan beragam hasil survei, tiga nama ini yang selalu masuk dalam 3 besar Bacapres.
Menjelang dilangsungkannya Pilpres 2024, Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) menantang ketiga kandidat untuk saling beradu gagasan.
"PB HMI pun siap untuk menyediakan ruang dan menjadi fasilitator bagi ketiga kandidat tersebut untuk memaparkan masing-masing gagasannya," kata Ketua Bidang Pembangunan Demokrasi Politik dan Pemerintahan, Imam Rinaldi Nasution kepada awak media, Senin (31/7/2023).
Baca juga: Diisukan Telah Dukung Salah Satu Capres, Jokowi: Tanyakan ke Gibran
Menurut Imam, hal itu sangat penting, agar konstituen dapat menilai gagasan, visi misi dalam membangun negara ini lima tahun kedepan secara konkret dari kandidat.
Sekaligus juga dapat menilai kapasitas dan kemampuan masing-masing kandidat yang akan menjadi bakal calon pada Pilpres 2024.
Dengan disediakannya ruang adu gagasan tersebut, juga sekaligus dapat menjadi indikator bagi masyarakat untuk menentukan pilihannya.
"Melalui ruang adu gagasan yang akan dibuat PB HMI nantinya kan publik dapat melihat siapa yang layak memimpin negara ini. Kita nanti juga undang secara resmi para kandidat, harapannya mereka menanggapi dan bersedia hadir, kalau ada yang tidak mau hadir, ya publik bisa menilai kandidat itu kan," tutur Imam.
Menurut penilaian Imam, sejauh ini para kandidat maupun tokoh-tokoh di lingkarannya masih sangat minim untuk mengendapkan politik adu gagasan.
Justru publik relatif dipertontonkan pada pragmatisme kekuasaan yang sedikit dapat terlihat dalam proses tarik menarik Partai Politik dan Popularitas Tokoh, dalam proses pembentukan koalisi.
"Ini berbahaya, Pemilu 2024 akan rentan terjebak pada politik pragmatisme yang akhirnya berhujung pada polarisasi masyarakat jika politik adu gagasan tidak dikedepankan," ujar Imam.
Disisi lain, ia mengatakan bahwa politik adu gagasan sangat penting bagi pendidikan politik masyarakat.
Demikian pula politik adu gagasan tersebut juga akan semakin memberikan kemajuan bagi demokrasi Indonesia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.