Sindiran Jokowi Jelang Pilpres 2024, Singgung Atraksi Politik hingga Sosok Cawapres Belum Jelas
Jokowi menilai saat ini sebaiknya lebih baik fokus menjaga stabilitas ekonomi Indonesia ketimbang melakukan atraksi politik jelang Pilpres 2024.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Endra Kurniawan
Lalu, mampu mendorong perubahan besar di Kementerian BUMN.
Selain itu, Erick dinilai mampu menjadi ketua penanganan Pandemi Covid-19 hingga penyelamatan sepak bola Indonesia dari sanksi FIFA.
Kerja sukses Erick Thohir juga bisa dilihat dari keberhasilannya membongkar kasus korupsi BUMN, seperti Jiwasraya, Asabri, Garuda Indonesia, Waskita Beton Precast, dan Pelindo.
Baca juga: Jokowi Tersenyum Saat Nama Gibran Diteriakkan Sebagai Cawapres
Lembaga Survei (LSI) periode 1-8 Juli 2023 menunjukkan elektabilitas Erick Thohir berhasil tempati posisi puncak, di mana pada simulasi tujuh nama cawapres, Erick Thohir memperoleh 21,2 persen.
Maka dari itu, Ari meyakini Erick Thohir akan bisa banyak meyakinkan kalangan muda, dan banyak memperoleh dukungan dari mereka.
"Terutama untuk pemilih pemula, pemilih generasi Z dan milenial, Erick Thohir jadi pilihan,” ujar Ari.
Sementara itu, hasil Survei Litbang Kompas terbaru, Agustus 2023, menunjukkan elektabilitas Erick Thohir yang terus mengalami kenaikan dari Januari hingga Agustus 2023 ini.
Di mana, pada Januari 2023, elektabilitasnya rendah sebanyak 3,1 persen, kemudian naik 4,5 persen pada Mei 2023, dan terakhir pada Agustus 2023 ini naik lagi menjadi 8,0 persen.
Kemudian, selain Erick Thohir, ada juga Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, yang menempati posisi tiga teratas survei bacawapres.
Ridwan Kamil mendapatkan angka 8,4 persen dan Sandiaga Uno 8,2 persen.
Kemudian, dua nama lain yang masuk lagi adalah Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Rifqah)