Media Asing Soroti Pengkhianatan Anies, NasDem Disebut Rugi Ditinggal Demokrat
Media asing Reuters menyinggung kerugian NasDem yang ditinggal Demokrat usai beralih memilih Cak Imin sebagai cawapres Anies Baswedan.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menceritakan awal mula dirinya ditawari menjadi cawapres Anies Baswedan oleh Surya Paloh.
Ia mengatakan tak perlu waktu lama bagi dirinya menerima pinangan NasDem.
Saat bertemu pada Senin (28/8/2023), Cak Imin langsung diminta Paloh untuk menjawab tawarannya.
"Lama tidak bertemu, akhirnya bertemu dalam waktu singkat. Tentu saya sangat bahagia (ditawari menjadi cawapres)."
"Tapi, yang agak menyulitkan adalah saya diminta jawaban detik itu juga," ungkap Cak Imin saat berpidato di Deklarasi Capres-Cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/9/2023), dikutip dari YouTube KompasTV.
Baca juga: Hari Ini AHY Kumpulkan Pengurus DPP Demokrat, ke Mana Demokrat Berlabuh Pasca Anies Pilih Cak Imin?
"Tapi, Bang Surya bilang, kalau kamu nggak mau salaman, berarti selamanya kita nggak ketemu lagi."
"Tapi, kalau kamu oke, saya yakin, jamin, insya allah menang dan Indonesia jadi lebih baik. Kalau sudah begitu ya salaman (untuk) Indonesia yang lebih baik," imbuh Cak Imin menirukan ucapan Surya Paloh.
Hanya dalam waktu 3 hari, Cak Imin mendapat restu dari keluarga besar PKB untuk berpasangan dengan Anies.
Bahkan, dalam 3 hari itu, ada kiai Nahdlatul Ulama (NU) yang kebetulan berada di Mekkah, melakukan istikharah untuk mendapatkan jawaban.
"Bahkan, kita sempat nyari nih siapa kiai yang lagi di Mekkah. Coba cek dari istikharah di Mekkah. Ada yang namanya Kiai Badlawi, Gus Badlawi (dari) Kudus."
"(Beliau) langsung telepon saya, 'Muncul hasilnya'. 'Apa Kiai?'. 'Jalan terus (berpasangan dengan Anies), terbaik'," cerita Cak Imin.
Meski demikian, Cak Imin mengaku dirinya sebenarnya sudah diminta untuk mendampingi Anies sejak lama, tepatnya 2021.
Kala itu, ia dipanggil oleh putra tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KH Asad Syamsul Arifin, Kiai Kholil Asad, ke Situbondo, Jawa Timur.
"Tahun 2021, saya dipanggil Kiai Kholil Asad di Situbondo. Beliau adalah putra KH Asad Syamsul Arifin, pendiri NU."