Anies Ungkap Rentetan Peristiwa 'Pecah Kongsi' dengan Demokrat: Puncaknya Terjadi Selasa 28 Agustus
Anies dan Muhaimin meluruskan sejumlah kabar miring seputar perbedaan pandangan Partai NasDem dan Partai Demokrat, termasuk tudingan pengkhianatan.
Editor: Malvyandie Haryadi
Pemilihan Muhaimin itu tidak diterima oleh Partai Demokrat karena dianggap sebagai keputusan sepihak dari NasDem dan Anies.
Demokrat merasa ditikung oleh keputusan itu. Sebab, sudah ada permintaan dari Anies kepada AHY untuk bersedia menjadi cawapres.
Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bahkan menyebut peristiwa pemilihan Muhaimin ini sebagai sebuah pengkhianatan. Namun dalam jumpa pers kemarin AHY mengaku telah memaafkan pihak-pihak yang menyakiti partainya.
"Tentu dengan memberi maaf kepada siapapun yang menyakiti kita, baik secara langsung maupun tidak langsung," kata AHY. Ia tak menampik banyak kader partainya yang kecewa atas keputusan Anies dan NasDem.
Namun, AHY mengatakan pihaknya kini akan berupaya memaafkan hal tersebut. AHY pun mengajak para kader untuk ikut 'legowo'
"Kita harus segera move on. Partai Demokrat dengan kerendahan hati menyatakan move on dan siap menyongsong peluang baik ke depan. Kepada kader, tidak ada jalan yang lunak untuk mencapai cita-cita besar, lanjutkan kerja keras, tetap rendah hati, percaya diri, sukses dan kemenangan tetap bisa kita raih tanpa korbankan nilai moral, etika, kehormatan dan persahabatan. Gusti Allah mboten sare (Tuhan tidak tidur)," ujarnya.