Isu Dua Poros Koalisi Muncul, Duet Prabowo-Ganjar Mengemuka Lagi, Ini Tokoh yang Pro dan Kontra
Isu dua poros koalisi itu lalu dikaitkan bakal berpasangannya Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dunia politik tanah air kembali diramaikan dengan munculnya isu dua poros koalisi di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Isu dua poros koalisi itu lalu dikaitkan bakal berpasangannya Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo.
Pasalnya, kedua capres tersebut hingga saat ini belum mengumumkan bakal calon presidennya, sehingga tak heran muncul wacana Prabowo-Ganjar tersebut.
Baca juga: Politikus Gerindra: Mau 2 atau 3 Poros Kita Ikut Saja, yang Jelas Pak Prabowo Sebagai Capres
Namun, isu duet Prabowo-Ganjar menimbulkan pro dan kontra.
Berikut Tribunnews.com rangkum beragam komentar terkait wacana duet Prabowo-Ganjar tersebut.
Puan: Ya Mungkin Saja
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menanggapi peluang duet bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo bersama bacapres Prabowo Subianto.
Menurut Puan, wacana perjodohan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto di Pilpres 2024 masih memungkinkan.
"Apakah ada kemungkinan, ya mungkin-mungkin saja, dinamika yang ada di politik ini selalu memungkinkan kita untuk bersilaturahmi dan bertemu dengan sesama anak bangsa," ujar Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (21/9/2023).
"Untuk bisa menyepakati hal-hal yang akhirnya kami sepakati bersama bahwa ini adalah yang terbaik bagi bangsa dan negara," sambungnya.
Baca juga: Perbandingan Style Baju Capres PDIP, Jokowi di Pilpres 2014-2019 vs Ganjar 2024
Ganjar: Semua Peluang Bisa Terjadi
Ganjar Pranowo mengungkapkan bahwa terbuka peluang untuk berduet dengan Prabowo Subianto selama belum ada yang mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
Lantaran, politik saat ini masih sangat dinamis dan cair.
"Kalau politik itu sebelum nanti ditetapkan di KPU semua peluang bisa terjadi," kata Ganjar di Gedung High End, kawasan Jakarta Pusat, Rabu (20/9/2023).
Meskipun demikian, PDIP dan Gerindra tetap pada keputusannya masing-masing menjadikan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto sebagai capres 2024.
Sejauh ini, diketahui, Ganjar Pranowo didukung oleh empat partai politik.
Di antaranya adalah PDIP, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hanura, dan Perindo.
Sementara itu, Prabowo Subianto didukung oleh enam partai politik.
Yakni, Gerindra, Golkar, Partai Amanat Nasional, Gelora, Partai Bulan Bintang (PBB), dan Garuda.
Baca juga: Demokrat Sambut Kemungkinan Ganjar Jadi Bakal Cawapres Prabowo: Tidak Ada yang Tak Mungkin
Berpotensi Menang Telak
Wacana menjadikan pilpres 2 poros yakni menjadikan poros Prabowo dan poros Ganjar menjadi satu pasangan melawan poros Anies-Cak Imin belakangan ini menguat.
Terkait gabungan poros Ganjar dan Prabowo vs Anies-Muhaimin, Denny JA rupanya memiliki data hasil survei Pilpres 2024 jika diikuti 2 pasang capres/cawapres.
Ini disampaikan dalam video itu diunggah akun tiktok @dennyJA_world yang memiliki 103 ribu pengikut.
Dalam unggahan tersebut, pendiri lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA berandai-andai yakni Pemilu Presiden 2024 hanya dua pasangan, Anies Baswedan - Cak Imin yang pro perubahan melawan Prabowo Subianto - Ganjar Pranowo sebagai penerus program Jokowi.
Jika diikuti 2 poros ini, Denny JA mengatakan, Pilpres 2024 akan berlangsung satu putaran saja yang akan menghemat biaya sehingga pilpres lebih efisien.
"Lalu siapakah yang menang jika hanya dua pasang capres cawapres saja?
Baca juga: Gerindra: Kalau Pak Ganjar Mau Gabung Tentu Kami Beri Ruang Seluas-luasnya
Kita lihat datanya. Ini survei yang baru saya selesai dari LSI Denny JA, September 2023," ujarnya, Kamis (21/9/2023).
Hasilnya Prabowo dan Ganjar memperoleh dukungan 64,9 persen dan Anies - Muhaimin mendapat suara 16,6 persen.
Artinya pasangan Prabowo dan Ganjar telak dengan selisih di atas 40 persen dan ini akan menjadi kemenangan tertinggi dalam sejarah pemilu langsung di Indonesia.
Dia menyebut, SBY pernah menang besar di Pilpres 2004 dan 2009, tetapi kemenangannya di bawah 61 persen .
Sementara Prabowo yang berpasangan dengan Ganjar, kemenangannya di atas 62 persen.
Demokrat: Tak Ada yang Tak Mungkin
Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani menyambut kemungkinan Ganjar Pranowo menjadi bakal calon presiden (bacawapres) untuk Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Kamhar menuturkan tidak ada yang tidak mungkin nantinya Ganjar mengalah menjadi bakal calon wakil presiden Prabowo.
Dia pun meminta masyarakat menunggu dinamika politik ke depan.
"Terkait dinamika dan proses politik di kemudian hari, kita liat nanti. Dalam politik tak ada yang tak mungkin. Termasuk jika kemudian kehendak sejarah mengerucut pada pasangan Prabowo-Ganjar," kata Kamhar saat dikonfirmasi, Jumat (22/9/2023).
Baca juga: Gerindra Tanggapi Wacana Duet Prabowo-Ganjar: Kami Punya Kemiripan Secara Ideologis
Ia menuturkan pilihan yang dilakukan dalam politik biasanya mengacu kepada rasionalitas agar dapat memenangkan kontestasi.
Karena itu, komunikasi politik antara parpol menjadi sebuah keharusan.
"Silaturahmi dan komunikasi politik lintas partai dan antar putra-putri terbaik bangsa mesti tetap dijaga, itu menjadi kunci," jelasnya.
Gerindra: Nyaris Mustahil
Politisi Partai Gerindra, Andre Rosiade menanggapi wacana duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Andre Rosiade menyebut wacana duet Prabowo dan Ganjar di Pilpres 2024 sangat sulit terjadi.
Ia pun menyinggung posisi Prabowo dan Ganjar yang masing-masing telah dideklarasikan sebagai calon presiden (capres) oleh partai pendukung.
Meski mungkin terjadi, menurut Andre, duet Prabowo dan Ganjar sulit terwujud.
"Mau dua poros, tiga poros, yang penting Indonesia rukun, para elite bersatu, itu modal kita membuat Indonesia bersatu."
"Tapi sangat rumit dan sangat sulit, nyaris mustahil karena Mas Ganjar calon presiden, Pak Prabowo calon presiden."
Baca juga: Wacana Prabowo-Ganjar Satu Perahu, Golkar: Kami Bakal Pertimbangkan jika Capresnya Prabowo
Tak Mungkin Satu Perahu
Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti, menilai pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid terkait dua poros koalisi tak serius.
Ia justru menilai apa yang disampaikan Jazilul adalah bentuk ledekan untuk Prabowo dan Ganjar.
"Itu kan pernyataan Gus Jazilul ya, saya kira sedang meledek Ganjar dan Pak Prabowo sebetulnya," kata Ray sambil tertawa, dikutip dari youTube KompasTV, Kamis (21/9/2023).
"Bukan maksud serius itu, tapi sedang meledek saja, lho ini kok Pak Prabowo sama Ganjar belum juga mengumumkan pasangannya emang mau disatuin. Jadi saya pikir itu bukan pikiran serius Pak Jazilul," lanjutnya.
Ray Rangkuti menilai, kemungkinan Prabowo dan Ganjar bersatu dalam satu koalisi sangat kecil bahkan mustahil.
"Kedua, kalau mengandaikan Gerindra dalam hal ini Prabowo bertemu dengan Ganjar bertemu di satu perahu, menurut saya hal itu adalah hal yang mustahal," ujanrnya.
Ia justru menilai, kemungkinan 2 poros itu lebih mungkin terwujud apabila Anies dan Cak Imin yang memilih batal mencalonkan diri di Pilpres 2024.
"Saya membayangkan kalau poros itu artinya Cak Imin dan Anies menyatakan tidak sanggup lagi, kita serahkan Ganjar dan Pak Prabowo yang maju, itu mungkin."
Baca juga: Jawaban Prabowo dan Ganjar soal Peluang Bersatu di Pilpres 2024, PDIP Sebut Ada Kemungkinan
"Tapi kalau membayangkan Prabowo dan Ganjar dalam satu perahu, itu kansnya hanya 10 persen, kalau itu mungkin," ujarnya.
Lebih lanjut, Ray Rangkuti mengatakan, isu 2 poros untuk skema Ganjar dan Prabowo bersatu akan mungkin terwujud jika dua bacapres itu memiliki selisih angka elektabilitas yang tinggi atau minimal 7 persen.
"Jadi oleh karena itu, itu udah sulit, kecuali kalau ada selisih suara antara Pak Ganjar dan Prabowo minimal 7 persen, jadi tinggal siapa yang lebih tinggi dari mereka yang mencalonkan sebagai presiden dan wakil presiden."
"Tapi kenyataan tidak ada sampai 7 persen, kenyataannya selisihnya di margin error kan. Oleh karena itu tipis kemungkinan wacana dua poros kalau yang dibayangkan itu adalah Ganjar dan Prabowo dalam satu perahu itu tidak mungkin," pungkasnya.