Pidato Lengkap Mahfud MD usai Resmi Jadi Cawapres Ganjar: Saya akan Mendedikasikan Diri Saya
Dalam pidato pertamanya sebagai cawapres Ganjar, Mahfud MD memastikan bakal mendedikasikan dirinya.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Arif Fajar Nasucha
Dalam implementasinya, demokrasi membutuhkan nomokrasi. Demokrasi adalah kedaulatan rakyat, sedangkan nomokrasi adalah kedaulatan hukum.
Demokrasi tanpa nomokrasi akan anarkis. Sementara, nomokrasi tanpa demokrasi akan sewenang-wenang, sehingga keduanya harus berjalan seiring dan seimbang.
Demokrasi menghargai perbedaan, dan perbedaan itu adalah fitrah, ciptaan Tuhan.
Perbedaan di antara manusia, baik ras, suku, maupun agama, itu karena diciptakan dan dikehendaki oleh Tuhan sendiri.
Baca juga: Mahfud MD Merasa Terhormat Dipercaya Emban Amanah Besar Dampingi Ganjar di Pilpres 2024
Wa lau syâ’a allahu laja’alakum ummatan wahidatan, wa lâkin liyabluwakum fî mâ âtâkum, fastabiqul khairâta
'Kalau Allah mau, kamu semua itu hanya satu jenis, tidak berbeda-beda. Tapi, justru Saya, Tuhan yang menyebabkan kamu itu berbeda-beda agar kamu semua berlomba-lomba untuk berbuat kebajikan,' itu firman Tuhan.
Indonesia yang beragam, membutuhkan toleransi dan akseptasi. Akseptasi maknanya semua anak bangsa bisa bergabung dan bekerja sama dengan tetap dalam keyakinannya masing-masing.
Kita semua ketemu dalam prinsip, kalimatun sawa', yaitu memperjuangkan sesuatu yang sama di antara perbedaan.
Tidak perlu menajamkan perbedaan di antara kita yang memang sejatinya tidak bisa disatukan dalam semua hal.
Yang sama atau kalimatun sawa', yang pasti disetujui oleh setiap orang, apapun ras dan kelompoknya, adalah keadilan.
Pasti disetujui, apapun agamanya pasti orang setuju pada penegakan hukum dan keadilan, perlindungan pada masyarakat lemah, dan perlindungan serta rasa kasih sayang kepada wong cilik.
Saya berkeyakinan Mas Ganjar adalah figur yang tepat memimpin bangsa Indonesia, untuk mewujudkan semua cita-cita yang saya sebutkan tadi, mempercepat dan melanjutkan program pembangunan yang sudah baik, lalu memperbaiki juga yang keliru, dan melakukan inovasi-inovasi baru sesuai dengan perkembangan zaman dengan tetap berpegang pada konstitusi.
Saya sudah lama mengenal Mas Ganjar. Pada tahun 2004-2008, kami bersama-sama menjadi anggota DPR RI, kami berdua kerap berdiskusi, bahkan saling mengunjungi ketika Mas Ganjar Pranowo memimpin Jawa Tengah dan saya menjadi Ketua MK.
Karena itu, saya tahu persis Mas Ganjar adalah figur pemimpin yang merakyat dan berani. Berani memperbaiki yang bengkok-bengkok, berani menerima kritik, berani memperjuangkan nilai-nilai politik yang diyakini benar.