PDIP Merasa Ditinggal Jokowi dan Keluarga, Pengamat: Mereka Sangat Marah Dikhianati
Setelah merasa ditinggalkan Jokowi dan keluarga, PDIP dinilai tengah mengalami stres politik luar biasa.
Penulis: Nuryanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
"Kesedihan itu pasti ada, tapi kita enggak akan cengeng, banteng enggak cengeng, Banteng Ketaton itu langsung bergerak. Gitu," ujarnya usai menghadiri acara silahturahmi dengan Pengasuh Syuriah NU se-DKI, di Jakarta, Minggu.
Dalam pernyataannya, Ganjar mengaku sangat menghargai pilihan politik dari Jokowi dan Gibran.
"Dan kita coba fight terus, kita enggak cengeng dengan segala apa yang terjadi."
"Dan sampai detik ini, saat ini saya menghormati Pak Jokowi, menghormati Mas Gibran, sebagai suatu pilihan-pilihan politik," imbuh Ganjar.
Baca juga: Kecam Putusan MK yang Buka Jalan bagi Gibran, Elite PDIP: Keputusan Kaum Tiran
Sebelumnya, Hasto juga sempat menyebut, pihaknya menghormati keputusan Gibran yang telah berubah warna menjadi kuning dari merah.
Pernyataan itu disampaikan Hasto merespons status Gibran yang menjadi cawapres Prabowo di Pilpres 2024.
"Kalau warnanya juga berubah semula merah kemudian secara nyata sudah berubah menjadi kuning maka partai menghormati itu," kata Hasto di Hotel Burobudur, Jakarta, Jumat (27/10/2023).
Namun, Hasto enggan menjawab tegas soal status Gibran di PDIP, apakah telah resmi mundur atau dipecat.
Diketahui, Gibran diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) sebagai cawapres untuk mendampingi Prabowo di Pilpres 2024.
Adapun KIM terdiri dari Partai Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PSI, Gelora, PBB, Garuda, dan PRIMA.
Sementara itu, status Gibran masih kader PDIP saat diumumkan sebagai cawapres Prabowo.
Mengenai statusnya di PDIP, Gibran mengaku sudah berbicara dengan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.
Terpisah, Puan Maharani juga mengaku telah bertemu Gibran.
Saat itu, Puan menegaskan belum ada pernyataan Gibran mundur dari PDIP.