Jika Gibran Tak segera Beri Keputusan Bertahan atau Keluar dari Partai, Pengamat: Menguntungkan PDIP
Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti, mengomentari ketidakjelasan sikap bakal calon wakil presiden (cawapres), Gibran Rakabuming Raka.
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti, mengomentari ketidakjelasan sikap bakal calon wakil presiden (cawapres), Gibran Rakabuming Raka.
Semenjak ditunjuk menjadi bakal cawapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), status Gibran di PDIP masih belum menemui titik terang.
Menurut Ray Rangkuti, jika situasi ini bertahan, justru akan memberikan keuntungan bagi PDIP.
"Makanya, dalam kondisi begini, sikap PDIP ini menguntungkan enggak bagi mereka? Jawaban saya 'ya', sekalipun tak menaikkan elektabilitas, tapi setidaknya menahan untuk tidak turun," kata Ray, dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (2/11/2023).
Baca juga: Gibran Jawab Tudingan Komarudin Watubun soal Narasi Terzalimi jika Dipecat PDIP
Justru Ray mempertanyakan sikap Gibran yang tak memberikan ketegasan, apakah bertahan atau keluar dari PDIP.
Ia berpendapat, jika tak segera memberikan keputusan, Gibran bisa membuat publik tak bersimpati kepadanya.
Oleh sebab itu, Ray menyarankan pria yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Solo itu untuk segera memberikan keputusan soal masa depannya di PDIP.
"Justru dalam bacaan saya, menumbuhkan ketidaksimpatian publik terhadap dirinya," sambung Ray.
"Oleh karena itu, justru dari dulu saya sarankan kepada Gibran, Anda harus membuat keputusan," tuturnya.
Dalam posisi seperti saat ini, sambung Ray, publik akan menilai sikap Gibran sebagai seorang pemimpin, soal bagaimana ketegasannya dalam mengambil keputusan.
Jika terus mengambang dan abu-abu seperti sekarang, justru itu tak akan memberikan keuntungan bagi putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.
"Supaya orang melihat Anda itu sebagai pemimpin diuji untuk mengambil keputusan ya atau tidak," terang Ray.
"Tidak mengambang seperti sekarang sebab begitu mengambang, sekarang saya tidak melihat ada untungnya bagi Gibran dengan situasi seperti yang sekarang ini," ucapnya.
Dituding Mainkan Narasi Terzalimi
Sebelumnya, Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan (PDIP), Komarudin Watubun, menyebut soal kemungkinan-kemungkinan jika Gibran Rakabuming Raka dipecat oleh PDIP.
Ia mengatakan, jika Gibran dipecat oleh PDIP, maka akan muncul narasi dirinya terzalimi.
"Tidak perlu lagi didramatisir, kita kan tahu kalau kita ambil tindakan tegas pecat, nanti dia (Gibran) gunakan lagi itu 'waduh saya dizalimi', udah lagu lama itu," kata Komarudin, Rabu (1/11/2023).
Komarudin menyatakan, Gibran tak mengikuti arahan Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri, soal keputusan capres-cawapres.
Pihaknya menuturkan, akibat sikapnya tersebut, Gibran bisa diberhentikan dari statusnya sebagai kader partai berlambang banteng moncong putih itu.
"(Sebelumnya Gibran mengatakan) Saya hanya tegak lurus kepada Ibu Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, tapi kenyataannya pergi daftar sama Prabowo (jadi cawapres Prabowo)" lanjutnya.
Ia pun meminta pria berusia 36 tahun itu untuk berani mengembalikan Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP.
Komarudin juga berpesan, bahwa pemimpin muda harus memberikan contoh pada generasi selanjutnya.
"Pemimpin muda harus memberi contoh bagi generasi yang akan datang, harus ada kepastian pemimpin itu tidak boleh membuat rakyat menjadi bingung," tuturnya.
Sementara itu, mengenai tudingan dirinya bakal memainkan narasi terzalimi, Gibran telah membantahnya.
Ia menyatakan, narasi-narasi semacam itu tak akan dimainkan olehnya.
"Nggak, kita nggak membuat narasi-narasi seperti itu," ujar Gibran saat ditemui di Balai Kota Solo, Kamis (2/11/2023), dikutip dari TribunSolo.com.
Cawapres pendamping Prabowo di Pilpres 2024 mendatang itu kembali menegaskan bahwa dirinya tak akan memainkan narasi dizalimi itu.
"Tidak-tidak," tegas Gibran.
(Tribunnews.com/Deni/Garudea)(TribunSolo.com/Andreas Chris Febrianto)