Panda Nababan Pertanyakan Etika Anak dan Mantu Jokowi: Datang Tampak Muka, Pulang Tampak Punggung.
Jika Gibran dan Bobby punya jiwa ksatria, maka seharusnya mereka lantang menyatakan sikapnya secara terbuka.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Itu nggak sembarang loh, bisik-bisik dibocorin. Kalau ga konfiden. Tadi kami dua bisik-bisik, itu masalah pribadi. Trus saya katakan, tidak ada kata jika.
Apa sih yang memicu konflik Ibu Mega dan Pak Jokowi?
Jadi begini, sakit hati kepada PDIP tidak ada, tidak ada. Coba tunjukan ke saya satu, dari PDIP tidak menghormati dia, tidak ada. Sangat menghormati dia, terukur dan terbukti, mantunya anaknya.
Mau maju anaknya, dikorbankan orang lain. Di Medan, Ahiar Nasution itu wakil saya selama 10 tahun di sana, kualitas dan dedikasinya bukan main, pas walikota, minggir itu demi mantu. Di Solo, Purnomo minggir demi Gibran.
Di mana, partai tidak menghargai, saya cuman berdoa memohon jangan sampai ada tinggi hati, jangan lah ada kesombongan, jauhkanlah. Merasa sombong, semua bisa diatur. Kepongaan, ‘tenang aku ada disini’.
Ya Allah, jadi drama apa yang begini, kita sesama bersaudara harus berani bertegur sapa, berani mengingatkan, atau menjilat supaya lebih terjerumus. (Tribun Network/ Yuda).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.