Personel Kokam yang berada di lokasi pun sempat menenangkan mahasiwa tersebut.

Mahasiswa tersebut kemudian menunjukkan selembar kertas putih dan menunjukannya di udara.

Namun, personel Kokam yang berada di lokasi berhasil merebutnya.

Ketika Ganjar hendak menjawab pertanyaan dari warga Aceh dan mahasiswi sebelumnya, ia pun kembali berteriak meminta kesempatan sambil berdiri.

Keributan kecil terjadi di tengah-tengah barisan para hadirin karena hal tersebut.

Sejumlah personel pengamanan, panitia, dan personel Kokam pun tampak berupaya menenangkannya.

Ganjar kemudian meminta mahasiswa tersebut tetap tenang.

"Sabar, sabar. Nggak apa, nggak apa. Tenang saja. Ya, ya demokrasi. Saya juga dulu waktu mahasiswa juga kayak kamu kok. Tapi dengarkan dulu. Saya juga kayak kamu. Tapi kita mendengarkan, saling menghormati ya. Duduk dulu, Bung duduk dulu. Karena saya menghormati Anda, Anda harus menghormati kami," kata Ganjar kepada mahasiswa tersebut.

"Kami akan jawab, anda tidak perlu teriak-teriak. Saya akan kasih waktu khusus buat Anda, Bung. Bung, halo Bung. Bung, saya akan kasih waktu Anda setelah ini khusus. Silakan duduk, ya duduk saja. Duduk saja, tidaak apa-apa. Saya dulu juga waktu semester dua juga kayak anda," kata Ganjar disambut tepuk tangan para hadirin.

Suasana kemudian berangsur kondusif dan Ganjar menjawab pertanyaan warga Aceh tersebut terkait kawasan industri.

Diskusi tersebut berlangsung sekira dua jam.

Dalam diskusi tersebut, terdapat lima orang panelis yang mengajukan pertanyaannya ke keduanya.

Lima panelis tersebut rata-rata mengajukan tiga pertanyaan sesuai bidang masing-masing.

Mereka di antaranya Panelis Bidang Agama, Perempuan, dan HAM Prof Alimatul Qibtiyah PhD, Panelis Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial Dr Mukhaer Pakkana, Panelis Bidang Hukum Prof Dr Ibnu Sina Candranegara, Panelis Bidang Pendidikan dan Kesehatan H R Alpha Amirrachman PhD, dan Panelis Bidang Politik dan Demokrasi Prof Dr Ma'mun Murod.

Para hadirin terdiri dari mahasiswa, akademisi, hingga masyarakat umum.