Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Prabowo Dikritik Gegara Gimmick Gemoy, TKN Sebut Penampilan Menggemaskan Itu Anugerah

Wakil Komandan Echo TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman mengatakan, Prabowo tidak mungkin disebut gemoy oleh masyarakat jika tidak suka dengan program

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-in Prabowo Dikritik Gegara Gimmick Gemoy, TKN Sebut Penampilan Menggemaskan Itu Anugerah
Tribunnews.com/ Mario Christian Sumampow
Cawapres Gibran Rakabuming Raka memegang ornamen dari styrofoam bertuliskan gemoy setelah berlangsungnya proses pengundian dan penetapan nomor urut peserta Pilpres 2024 di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jakarta, Selasa (14/11/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, dikritik karena gimmick 'gemoy' yang dinilai tak mengedepankan adu gagasan dan program. Kritik itu mayoritasnya disampaikan lawan politik Eks Danjen Kopassus itu di Pilpres 2024.

Wakil Komandan Echo TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman mengatakan, Prabowo tidak mungkin disebut gemoy oleh masyarakat jika tidak suka dengan program dan gagasannya.

"Gimmick itu hadir timbul secara natural, secara alami karena kecintaan orang. Karena banyak yang mencintai Pak Prabowo," kata Habiburokhman kepada wartawan di Media Center Prabowo-Gibran di Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Selasa (28/11/2023).

Lagi pula, kata dia, gemoy merupakan anugrah yang dimiliki oleh Prabowo yang memiliki tubuh gemuk. Hal itu pun membuat para pendukungnya memviralkan gimmick tersebut.

"Jadi, ya sudah kalau apa bagi kami ya Pak Prabowo disukai karena gagasan dan lebih disukai juga karena memang, apa namanya,  penampilannya menggemaskan ya itu itu anugerah gitu kan," katanya.

Lebih lanjut, Ia pun mempertanyakan bahwasanya banyak politikus Indonesia yang bertubuh gemuk. Akan tetapi, hanya Prabowo yang dianggap oleh masyarakat sebagai sosok yang menggemaskan atau gemoy.

BERITA TERKAIT

"Jadi, siapa sangka ya kita dapat apa namanya anugerah seperti itu tuh. Kan orang gemuk banyak ya politisi-politisi gemuk banyak dari zaman dulu tapi yang disebut gemoy menggemaskan itu Pak Prabowo," ucapnya.

Di sisi lain, Habiburokhman menyebutkan gimmick gemoy lahir secara natural tanpa dibuat-buat oleh tim TKN Prabowo-Gibran.

"Enggak akan bisa didesain-desain, aah dibikin desain dan lain sebagainya, ini memang ya sudah momentumnya Pak Prabowo sampai yang seperti seperti ini pun muncul dan ikut menguatkan Pak Prabowo," tukasnya.

Baca juga: PKS Sebut Politik Gemoy-Santuy Hanya Gimik, PSI: Pemikiran Liar dan Cenderung Lecehkan Gen Z

Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman menyindir istilah gemoy dan santuy. Ia menilai hal itu tak sehat bagi demokrasi. 

Istilah gemoy diduga merujuk pada figur capres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan santuy yang merupakan gaya politik yang dicitrakan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

"Sekarang ada istilah gemoy, santuy, seakan-akan yang bisa memimpin negeri ini adalah mereka yang gemoy, gemoy atau gemoy saya enggak tahu juga itu, gemoy apa gemoy? Gemoy atau santuy ini tentu sesuatu yang tidak sehat," ucap Sohibul, dalam acara Kick Off Kampanye Nasional PKS Road to Final 2024 di Depok, Jawa Barat, pada Minggu (26/11/2023).

Baca juga: Ganjar Khawatir Pemimpin hanya Jualan Gimmick, Tak Punya Visi Misi Sesuai UU: Bisa Bengkok Itu

Menurut Sohibul, hal itu hanya sekadar gimmick politik yang justru lebih banyak digunakan dalam persaingan politik saat ini.

Oleh karena itu, Shohibul menyebut, PKS mengatasi fenomena itu dengan mempelopori politik berbasis gagasan.

"Maka PKS memelopori adanya politik gagasan ini untuk mengatasi kondisi yang tidak kita harapkan, apalagi hari-hari ini, saya sangat prihatin, untuk memenangkan demokrasi persaingan demokrasi ini sekarang lebih banyak gimiknya," kata Sohibul.

Presiden PKS pada 2015-2020 itu menekankan, demokrasi bangsa ke depan harus menjadi lebih baik melalui pemimpin yang memiliki kapasitas mengelola pemerintahan dan tak sekadar penuh gimmick.

"Memunculkan pemimpin yang di satu sisi punya kapasitas memenangkan pertarungan. Di sisi lain juga kita yakin dia punya kapasitas untuk mengelola pemerintahan," kata Sohibul.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas