Berikan Pencerahan Politik kepada Masyarakat Jelang Pemilu 2024 Dua Perguruan Tinggi Jalin Kerjasama
kerja sama tersebut dilatarbelakangi oleh tekad bersama untuk menyediakan pemahaman mendalam mengenai dinamika politik, preferensi pemilih.
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guna memberikan pencerahan mendalam mengenai dinamika politik serta isu-isu kunci yang akan memengaruhi proses pemilihan mendatang dua perguruan tinggi menjalin kerjasama.
Kerjasama tersebut dilakukan oleh dua lembaga masing-masing dari Universitas Prof. Dr Hamka (Uhamka) dan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Baca juga: CISSReC Jamin Dugaan Data DPT Pemilu 2024 yang Bocor Bukan Berasal dari Parpol dan Bawaslu
Dua lembaga tersebut adalah Pusat Studi Politik dan Transformasi Sosial (Puspolnas) UMSurabaya dan Pusat Studi Politik dan Sosial (PSPS) Uhamka. Keduanya memutuskan melakukan kolaborasi riset menjelang Pemilu 2024.
Sekretaris Uhamka Emaridial Ulza menegaskan bahwa kerja sama tersebut dilatarbelakangi oleh tekad bersama untuk menyediakan pemahaman mendalam mengenai dinamika politik, preferensi pemilih.
Baca juga: Data Pemilih Pemilu 2024 Diduga Bocor, TPN Ganjar-Mahfud Ingatkan KPU: Satu Suara Berharga
"Dengan kombinasi keahlian dan pengalaman dari kedua lembaga, saya berharapkan riset ini akan memberikan kontribusi berharga untuk memahami perubahan-perubahan signifikan dalam peta politik." ujar Ulza dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Sabtu(2/12/2023).
Ulza juga menegaskan bawah riset yang akan dilakukan mencakup survei secara luas, analisis data yang cermat, dan pendekatan multidisiplin. Kedua pusat studi tersebut berkomitmen untuk memastikan keberlanjutan integritas dan transparansi dalam seluruh proses riset.
Selain itu juga, Direktur Puspolnas UMSurabaya, Radius Setiyawan menjelaskan terkait beberapa fokus riset. Dia menegaskan bahwa kolaborasi kedua pusat studi tersebut akan berusaha melihat politik dan transformasi masyarakat secara berbeda.
"Dalam banyak survei yang telah ada, fokus soal elektabilitas begitu dominan. Hampir semua lembaga survei mengukur hal tersebut. Kami tentunya akan melakukan hal yang serupa, tetapi yang membedakan adalah soal fokus riset dan tema-tema aktual yang akan kami ulas. Kami akan mengukur prilaku memilih beberapa kelompok masyarakat, ormas Islam dan bahkan kelompok-kelompok subaltern (marginal) yang selama ini jarang mendapatkan sorotan," tambah Radius yang juga merupakan dosen Kajian Budaya dan Media UMSurabaya.
Radius juga menegaskan bahwa riset politik yang akan disuguhkan berusaha melengkapi wacana politik yang telah ada. Pertemuan hari ini antar kedua lembaga telah menghasilkan beberapa rumusan strategis. Telah disepakati beberapa tema riset untuk beberapa bulan ke depan.
Baca juga: Debat Khusus Cawapres Ditiadakan pada Pemilu 2024, Cak Imin dan Mahfud MD Buka Suara
Diantaranya memotret terkait peran Ormas Islam di Indonesia, peran generasi Z dan prilaku memilihnya, wacana perubahan iklim dan kaitannya dengan visi calon pemimpin bangsa hingga soal peran media baru dalam Pilpres 2024.
"Contohnya dalam konteks media, beberapa institusi telah menyelenggarakan dialog publik atau uji publik terhadap calon pemimpin bangsa, salah satunya adalah Muhammadiyah. Melalui survei, kami akan mengukur tingkat efektivitas agenda tersebut dan bagaimana agenda tersebut mampu mempengaruhi prilaku memilih," imbuh Radius. (Willy Widianto)