Timnas AMIN Tanggapi Usul Debat Capres Pakai Bahasa Inggris: Bahasa Arab dan Jawa Juga Siap
Timnas Anies-Cak Imin (AMIN) Indra Charismiadji angkat bicara soal usulan debat capres-cawapres menggunakan bahasa Inggris.
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru bicara Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Anies-Cak Imin (AMIN) Indra Charismiadji angkat bicara soal usulan debat capres-cawapres menggunakan bahasa Inggris.
Diketahui Ketua Tim Kampanye Daerah Prabowo-Gibran Sumatera Barat Andre Rosiade telah mengusulkan debat capres-cawapres menggunakan bahasa Inggris.
Merespons hal itu, Indra menyebutkan tak hanya bahasa Inggris, bahkan bahasa Arab dan Jawa pihaknya juga siap.
Menurutnya yang terpenting masyarakat mengenali calon pemimpin yang akan dipilih.
Mengetahui visi misinya, pemikirannya, rekam jejaknya.
"Bisa bedakan asam folat dan asam sulfat atau enggak," kata Indra di Rumah Perubahan AMIN, Jakarta Selatan, Rabu (6/11/2023).
Baca juga: Timnas Amin Singgung 3 Masalah Besar Kebijakan Hilirisasi Pemerintahan Jokowi
Kemudian ia juga mengklaim bahwa pihaknya memiliki tim yang lengkap untuk menghadapi debat capres 12 Desember mendatang.
"Isinya pakar semua yang tentunya dengan berbagai macam isu. Bedanya program kami dengan yang lain, kami bukan janji," tegasnya.
Soal usulan debat capres berbahasa Inggris juga direspon berbagai kalangan. Diantaranya Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini.
Baca juga: Timnas AMIN Tegaskan Bahwa Penanganan Stunting Tidak Bisa Diatasi dengan Makan Gratis
Titi menilai usulan debat capres gunakan bahasa Inggris suatu hal yang berlebihan dan tidak diperlukan publik.
"Tidak usah mengukur kinerja calon berlebihan, sesuai dengan konteksnya saja. Audiensi pemilih Indonesia adalah warga negara Indonesia," kata Titi ditemui di Universitas Indonesia, Depok, Selasa (5/12/2023).
Menurutnya ada forum-forum yang memang diperlukan untuk misalnya capres berbahasa Inggris.
"Tetapi debat berbahasa Inggris menurut saya tidak dibutuhkan dalam konteks tujuan debat itu sendiri," jelasnya.
Dikatakan dosen hukum Universitas Indonesia itu debat merupakan edukasi pemilih mendapatkan visi misi program.
Ia menyebutkan kalau memang dirasa ada forum yang perlu disasar dengan bahasa Inggris. Buat forum khusus saja.
"Audiensi peserta kampanye itu adalah warga negara Indonesia yang berbahasa Indonesia. Jadi jangan karena kompetisi intensinya justru saling menjatuhkan," tegasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.