'Gibran Siap Debat Ala Amerika'
Menurut Drajad, Gibran adalah anak muda yang memiliki kapasitas sebagai calon pemimpin dan itu bisa dibuktikan dalam debat
Penulis: Reygi Prabowo
Editor: Hendra Gunawan
Di Indonesia, lokasi debat calon presiden dan wakil presiden berlangsung di luar lingkungan lembaga pendidikan.
Sementara di Amerika Serikat, debat capres-cawapres kerap dilakukan di dalam kampus.
Debat ini juga disiarkan secara langsung oleh radio dan televisi sama halnya dengan debat capres-cawapres di Indonesia.
Simak wawancara Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Dradjad Wibowo:
Dalam konteks Indonesia debat capres ala Amerika Serikat cocok tidak?
Kalau debat di Amerika itu kan lebih banyak shownya daripada substansinya dan kita lihat Donald Trump sendiri nggak mau ikutan. Jadi saya rasa enggak semua yang ada di Amerika itu perlu kita adopsi di sini sehingga kita tentu bisa mencari apa yang terbaik yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.
Kita perlu masyarakat tahu kebijakan dari masing-masing paslon itu apa pandangannya posisinya terhadap setiap isu apa. Saya rasa kita sebagai bangsa kita punya identitas sendiri gitu dan itu tentu bukan hanya ngecap tentu tapi harus tercermin di dalam seluruh sendi kehidupan.
Debat ini kan satu tools untuk menyampaikan gagasan betul menurut Mas Dradjad sendiri yang pas untuk konteks Indonesia debat bagaimana?
Masyarakat itu komentarnya negatif terhadap apa debat kusir kita itu terlihat di masyarakat selalu negatif apa negatif. Ya itu kan menunjukkan bahwa masyarakat kita memang enggak suka.
Kalau di Amerika kan saling timpal sedangkan tokoh-tokoh publik kita tentu kan punya kewajiban untuk bisa melayani apa sih yang diinginkan masyarakat sebenarnya.
Menurut Anda dan TIm Kampanye Nasional Prabowo-Gibran kalau 'saur manuk' gitu masyarakat enggak suka adan substansi menjadi hilang begitu ya?
Bude-bude dan ibu-ibu itu kan memang tidak suka saur manuk ngomong opo kowe katanya kan.
Sering kali Mas Gribran dipersepsikan atau distigma enggak bisa ngomong, istilahnya dia tidak punya kemampuan untuk menyampaikan gagasan dan narasi benar kah seperti itu?
Itu plintiran dan maaf kalau saya katakan cukup sadislah terhadap Mas Gibran. Tapi saya salut sama dia, saya rasa teman-teman kan banyak tuh yang di medsos kalau saya memang enggak bermedsos ria.
Tapi banyak di medsos kalau dibully itu kan jadi suntuk, ngamuk, Mas Gibran itu tenang-tenang saja terus juga senyum-senyum saja, tenang-tenang saja. Jadi saya cukup salut dengan itu.