Sederet Kasus Intimidasi di Musim Pemilu, Butet Kartaredjasa hingga Ketua BEM UI, Siapa Pelakunya?
Menjelang Pilpres, sejumlah dugaan intimidasi terjadi dan diungkap oleh Butet Kartaredjasa dan Melki Sedek Huang.
Editor: Malvyandie Haryadi
Menurutnya, peristiwa itu terjadi sepekan sebelum kegiatan pencanangan Warung D3mokrasi terselenggara di Vancouver.
Robert, kata dia, menerima telepon di ponselnya, yang isinya meminta agar pelaksanaan kegiatan tersebut ditunda.
Telepon tersebut kemudian disusul dengan pesan yang masuk ke ponsel Robert.
“Tidak ada niat untuk menargetkan individu atau lainnya. Sekedar membantu saling mengingatkan saja, Oom,” tulisnya menirukan pesan di ponsel Robert.
Permintaan itu sempat ditolak oleh Robert, yang kemudian menghubungi rekan-rekannya di Jakarta untuk meminta masukan.
Setelah berkonsultasi, tim Robert mengkonfirmasi bahwa kegiatan yang ia lakukan tidak melanggar undang-undang Pemilu.
Karena itu, Sakaria menegaskan tetap jalan.
“Kami prihatin serta mengecam intimidasi dari Panwaslu setempat atas tindakan yang mereka lakukan terhadap rekan-rekan kami di Canada,” tegas Sakaria.
Polisi membantah
Aparat keamanan sendiri membantah telah melakukan intimidasi, khususnya, dalam dua kasus di atas.
Dalam kasus Melki, misalnya, Polda Kalimantan Barat menyatakan tidak ada anggota yang terlibat dalam dugaan intimidasi terhadap Ketua BEM UI dan keluarganya itu di Pontianak.
"Yang informasi awal kita duga apakah ada oknum anggota Polri, kita pastikan tidak ada oknum anggota Polri yang terlibat, kami pastikan tidak ada satupun anggota Polri yang melakukan tindakan-tindakan tercela yang tidak sesuai aturan," kata Kapolda Kalimantan Barat Irjen Pipit Rismanto, ketika itu.
Pipit menegaskan jika masyarakat ada yang merasa terancam atau terintimidasi oleh anggota Polri, jangan ragu untuk melapor.
Sementara dalam kasus Butet, Polda Metro Jaya membantah telah melakukan intimidasi terhadap seniman tersebut.