Maju Capres tapi Sering Joget, Prabowo Subianto: Gagasan Kami Sudah Hebat
Prabowo Subianto merespons soal adanya pihak yang mengkritik gaya kampanyenya yang kerap joget di hadapan publik.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Theresia Felisiani
"Tapi kalau berjoget lagunya harus enak! piye musiknya, musiknya endi, aku joget kalian (kader PSI) joget juga ya, biar yang ngejek-ngejek itu capek ngejek-nya gitu loh," tukas Prabowo.
Senada dengan Prabowo, Wakil Direktur Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Dahnil Anzar Simanjuntak, juga merespons soal tanggapan beberapa pihak atas jargon gemoy yang melekat pada pasangan calon nomor urut 2 Prabowo-Gibran.
Tak hanya jargon Gemoy, saat ini aksi joget-joget juga kerap dilakukan oleh Prabowo serta Gibran di beberapa kegiatan.
Aktivitas tersebut, dinilai beberapa pihak hanya menjadi gimik untuk mendapatkan perolehan suara dari masyarakat.
Dahnil menyebut, bahwa apa yang dilakukan oleh Prabowo maupun Gibran adalah suatu poin yang menunjukkan politik itu harus dijalankan dengan riang gembira.
"Seolah-olah pak prabowo hanya gimik, gimik gemoy joget, padahal itu adalah entry poin untuk menyampaikan pesan bahwasanya politik itu gembira," kata Dahnil dalam acara relawan Matahari Pagi Prabowo Gibran Mendengar di kawasan Senopati, Jakarta, Jumat (8/12/2023).
Menurut Dahnil, orang yang gembira pasti memiliki ide dan kreativitas yang baik, serta mempunyai daya pikir yang bagus dan berbekal kepribadian yang positif.
Sebaliknya, menurut dia, jika ada orang yang kerap marah dan cemberut merupakan ciri-ciri pribadi yang frustasi.
"Orang yang gembira pasti orang yang banyak gagasan, orang yang marah-marah terus orang yang cemberut terus pasti orang yang frustasi, orang yang gembira pasti punya banyak gagasan itu entry point," kata dia.
Baca juga: Bertemu dengan Relawan di Kertanegara, Prabowo: daripada Dengerin Saya Pidato Mendingan Joget
Tak hanya itu, Dahnil juga menegaskan sejatinya, jika politik ditampilkan sebagai suatu hal yang menyeramkan terus maka akan timbul kebosanan.
Padahal kata dia, dalam berpolitik perlu juga dikedepankan unsur seni dan sastra untuk mencerminkan kalau politik itu bahagia.
"Bahkan saya punya berkeyakinan begini, kalau politik itu terkesan menyeramkan atau membosankan, maka seni dari sastra harus bisa menggembirakan, cara menyampaikan pesan dan gagasan itu pun harus menggembirakan, bisa via olahraga, bisa via seni bisa bia sastra," tutur dia.
Bahkan saat ini kata Dahnil, kritik yang disampaikan melalui seni justru banyak digandrungi oleh anak muda.
Salah satunya yakni, kritik yang kerap disampaikan oleh para komika (sebutan orang yang stand up comedy) di beberapa kesempatan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.