LSI Denny JA Ungkap Sejumlah Blunder PDIP dan Dua Faktor Elektabilitas Gerindra Naik ke Puncak
Hanggoro mengatakan blunder pertama adalah serangan PDIP ke Presiden yang membuat publik puas dengan kinerja Jokowi, beralih meninggalkan PDIP.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - LSI Denny JA mengungkapkan sejumlah blunder yang membuat elektabilitas PDIP disalip oleh Gerindra pada November 2023.
Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA Hanggoro Doso Pamungkas mengatakan blunder pertama adalah serangan PDIP ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membuat publik puas dengan kinerja Jokowi, beralih meninggalkan PDIP.
“Serangan-serangan seperti menyampaikan neo-orba, isu penegakan hukum bernilai 5 oleh Ganjar, isu dinasti, justru malah mengkibatkan turunnya pemilih yang kuas pada kinerja Jokowi berpindah ke lainnya,” jelas Hanggoro dalam siaran pers virtual di YouTube LSI Denny JA, Selasa (19/12/2023).
Dalam survei tersebut, tercatat pada periode Juni-November 2023 ppublik rakyat yang puas terhadap Jokowi terus menurun mendukung PDIP Pada Juni, sebanyak 34,6 persen publik yang puas terhadap Jokowi mendukung PDIP. Kemudian turun pada Agustus 2023 menjadi 28,8%, dan November semakin turun menjadi 21,4%.
"Mulai bulan Juni, Agustus, hingga November 2023 mereka yang puas memilih yang menyatakan puas pada kinerja Jokowi itu secara konsisten turun dari PDIP,” kata Hanggoro.
Blunder kedua adalah ketika dua kader PDIP, Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster menolak Piala Dunia U-20 karena kehadiran Israel. Sebesar 16,6% publik menyalahkan Ganjar, 9,3% kepada PDIP, dan 5,7% menyalahkan I Wayan Koster.
Ternyata, lanjut Hanggoro, penolakan ini turut andil menggerus suara PDIP.
“Ternyata, menolak piala dunia itu bukan hanya Ganjar, I Wayan Koster, maupun Megawati, tapi juga PDIP dianggap pihak yang turut serta menolak Piala Dunia kala itu,” paparnya.
Kemudian, Hanggoro menjelaskan blunder ketiga adalah ketika PDIP menjadikan presiden sebagai petugas partai yang tidak sesuai dengan kehendak masyarakat.
“Mayoritas masyarakat yang kita tanyakan kurang setuju, 68,9% menyatakan kurang setuju atau tidak setuju sama sekali dengan sebutan Presiden RI sebagai petugas partai,” jelas Hanggoro.
Dua Faktor Elektabilitas Gerindra Melampaui PDIP
LSI Denny JA juga mengungkapkan sejumlah alasan pemilih yang puas terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) semakin membesar pilihannya ke Gerindra pada November 2023.
Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA Hanggoro Doso Pamungkas, menjelaskan pada periode Juni-November 2023 para pemilih yang puas dengan kinerja Jokowi tercatat dari 9,4%, kemudian naik menjadi 14,7% hingga sebesar 21,7% ke Gerindra.
“Pemilih yang puas pada kinerja presiden semakin besar pilihannya ke Gerindra,” ujar Hanggoro.
Kemudian, faktor personal Prabowo Subianto menurutnya juga mempengaruhi pemilih Gerindra meningkat dibandingkan PDIP yang semakin menurun. Terlebih, elektabilitas Prabowo sudah melewati 40%.
“Prabowo selain sebagai capres juga ketua umum partai, ini memberikan dampak elektoral kepada partai Gerindra,” kata Hanggoro.
Tercatat dalam periode survei Mei-November 2023, elektabilitas Prabowo cenderung meningkat. Pada Mei elektabilitas Prabowo di angka 33,9%, Juni 34,3%, Juli 38,2%, Agustus 36,2%, lalu pada September naik jadi 39,8%, Oktober 36,5%, dan November melonjak sebesar 41,1%.
Survei LSI Denny JA periode ini mengusung tema "Akhir Dominasi PDIP di 2024". Survei dilakukan dengan 1.200 responden dan metode multi-stage random sampling dilengkapi dengan riset kualitatif. Sementara itu, margin of error survei ini berada pada angka kurang lebih 2,9%.
Survei Roy Morgan: Ganjar Ungguli Prabowo dan Anies
Sementara itu, Lembaga survei yang berbasis di Australia, Roy Morgan, merilis hasil survei elektabilitas calon presiden (capres) Indonesia pada Selasa (12/12/2023).
Hasilnya, elektabilitas Ganjar Pranowo di atas Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Roy Morgan melakukan survei ini pada Juli sampai September 2023 dengan melibatkan 2.630 responden. Hasilnya sebagai berikut:
- Ganjar Pranowo: 38 persen
- Prabowo Subianto: 30 persen
- Anies Baswedan: 25 persen
Kemudian, dikutip dari situs resmi Roy Morgan, hanya tujuh persen pemilih yang belum menentukan pilihannya pada Pilpres 2024 mendatang.
Ganjar Kuasai Pulau Jawa
Melalui survei tersebut, Roy Morgan juga menunjukkan Ganjar memimpin suara di Pulau Jawa dengan 41 persen dukungan.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu unggul lebih dari 10 persen dibandingkan dua capres lain.
Di mana Prabowo hanya mendapatkan 29 persen dan Anies memperoleh 25 persen.
Namun, persaingan ketat terjadi di Pulau Sumatra, di mana Ganjar dan Prabowo sejajar.
Di pulau terpadat kedua di Indonesia tersebut, mereka masing-masing memperoleh 33 persen suara, sedangkan Anies mendapatkan 28 persen suara.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.