PP Muhammadiyah Keberatan 72 PTMA Diklaim Kawal Suara AMIN, Sudirman Said Minta Maaf
Muhammadiyah merupakan aset bangsa yang harus mempertahankan kemandiriannya dan menjaga jarak kepada semua kekuatan politik.
Penulis: Reza Deni
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Co-Captain Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Sudirman Said menyatakan bahwa Timnas AMIN menghormati kemandirian semua organisasi yang terus ingin menjaga netralitas dalam Pemilu 2024.
Terlebih organisasi yang sangat kredibel dan panjang usianya, seperti Muhammadiyah.
"Persyarikatan Muhammadiyah punya sejarah panjang dengan jaringan amal usaha yang sangat luas, termasuk ratusan perguruan tinggi," kata Sudirman dalam keterangannya, Jumat (22/12/2023).
Penjelasan Sudirman Said itu terkait dengan sikap Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang berkeberatan ketika salah satu Timnas paslon nomor urut 1 Anies-Muhaimin (AMIN) mengatakan bahwa 72 Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) bakal bergerak menjadi saksi mengawal suara Anies-Muhaimin.
"PP Muhammadiyah menegaskan PTMA tak terlibat urusan politik praktis," kata Ketua PPM Bidang Pendidikan, Seni, Budaya, dan Olahraga PP Muhammadiyah Irwan Akib.
Baca juga: Ini Kata PP Muhammadiyah Soal Klaim 172 PTMA Dikerahkan Jadi Saksi Pilpres 2024
PTMA merupakan amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah, dan kebijakan PTMA harus sejalan dengan Muhammadiyah, termasuk masalah politik praktis.
Menurut Sudirman Said, dalam proses pemilu pasti ada interaksi antara pribadi-pribadi dari organisasi mana pun termasuk Muhammadiyah.
Interaksi itu tentu saja telah menghadirkan antusiasme dari kalangan Timnas AMIN.
Sehingga antusiasme itu terbawa dalam forum publik.
"Perkenankan kami mohon maaf bila ada kesan seolah-olah kalangan Perguruan Tinggi Muhammaidyah akan memihak salah satu paslon dalam pilpres ini," ujarnya.
Sudirman menambahkan Timnas AMIN menaruh hormat sepenuhnya sikap “imparsial” Persyarikatan Muhammadiyah beserta seluruh unit amal usahanya.
Pasalnya, Muhammadiyah merupakan aset bangsa yang harus mempertahankan kemandiriannya dan menjaga jarak kepada semua kekuatan politik.