Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anies Baswedan Diadukan ke Bareskrim karena Akronim 'Amin', Jubir Timnas AMIN: Kok Aneh-aneh saja

Timnas AMIN merespon adanya aduan yang ditujukkan ke calon presiden nomor urut 01, Anies Baswedan ke Bareskrim Polri soal penggunaan akronim 'Amin'

Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Anies Baswedan Diadukan ke Bareskrim karena Akronim 'Amin', Jubir Timnas AMIN: Kok Aneh-aneh saja
KPU
Pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dalam debat cawapres, Jumat (22/12/2023). Timnas AMIN merespon soal adanya aduan yang ditujukkan ke calon presiden nomor urut 01, Anies Baswedan ke Bareskrim Polri soal penggunaan akronim 'Amin'. Juru Bicara Timnas AMIN, Indra Charismiadji merasa aneh dengan aduan soal dugaan penistaan agama tersebut yang dinilai mengada-ada. 

"Ini adalah sebuah politisasi yang sangat tidak berguna. Politisasi rendah, bahwasanya politisasi agama masih dilakukan untuk mendapatkan suatu kepentingan publik di era demokrasi ini," jelasnya.

Selain akronim tersebut, Umar mengklaim Anies juga pernah melakukan aksi tahiyat dengan gesture dua jari dalam acara podcast bersama Ustad Abdul Somad pada 13 Desember kemarin.

Padahal, diketahui hanya ada satu jari yakni telunjuk yang dilakukan dalam gerakan salat tersebut. 

"Bahwasanya Anies Baswedan telah mempermainkan gerakan salat. Beliau menunjukkan nomor 2, tapi dalam artian yang dijelaskan oleh beliau itu gerakan salat," tuturnya. 

Baca juga: Anies Bela Cak Imin soal Pertanyaan SGIE Gibran, Dinilai Tak Substantif: Apa Ini Cerdas Cermat?

Dalam pengaduannya, Umar juga mengaku bakal menyerahkan sejumlah barang bukti berupa tangkapan layar saat Anies memposekan dua jari saat tasyahud hingga hadits-hadits terkait penggunaan kata Amin.

Terakhir, ia juga berharap agar Polri dapat segera memproses kasus tersebut sehingga tidak memicu konflik horizontal di masyarakat. Menurutnya, Pemilu harus dilaksanakan secara luber, jurdil, teduh, tertib, dan bermartabat. 

"Tidak boleh ada capres yang menghalalkan cara untuk meraih simpati dan kemenangan," tukasnya.
 

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas