Roy Suryo Tak Terima Disebut Tukang Fitnah oleh Ketua KPU RI: Apakah Dia Punya Bukti?
Roy Suryo pun tidak terima disebut tukang fitnah oleh lembaga penyelenggara pemilihan umum itu.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar telematika Roy Suryo angkat bicara menanggapi pernyataan Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari yang menyebutkan dirinya tukang fitnah.
Hal ini berawal dari postingan eks Politikus Partai Demokrat di media sosial yang menuding KPU tidak adil lantaran hanya cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabumung Raka yang menggunakan tiga mikrofon sekaligus.
Roy Suryo pun tidak terima disebut tukang fitnah oleh lembaga penyelenggara pemilihan umum itu.
Ia menilai ini tuduhan serius.
“Yang serius adalah tuduhan ‘tukang fitnah tersebut, artinya sudah dikenal sebagai sering memfitnah, misalnya tukang kayu sama dengan ahli kayu, tukang mebel sama dengan ahli mabel, tukang bohong sama dengan ahli bohong dan sebagainya,” kata Roy Suryo.
“Apakah Ketua KPU punya bukti bahwa saya sudah dikenal sebagai sering memfitnah dengan memberi sebutan tukang fitnah tersebut? Itu yang akan ditindaklanjuti oleh tim hukum selanjutnya,” ujarnya.
"Kajian Tim Hukum saya menyatakan, perkataan dari Ketua KPU, Hasyim Asy'ari dimaksud terindikasi terjadinya pencemaran nama baik atau fitnah terhadap diri saya yang dapat dimintai pertanggungjawaban sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku."
KPU Geram
Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari angkat bicara atas unggahan mantan politikus Partai Demokrat, Roy Suryo yang menarasikan bahwa cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka mendapatkan petunjuk lewat headset saat debat cawapres.
Ketua KPU RI itu langsung membantahnya dan menyebut Roy tukang fitnah.
Kekesalan Hasyim bermula dari unggahan Roy di media sosial X, tiga hari sebelum debat cawapres digelar.
Dalam postingannya, Roy mengunggah foto Gibran berpidato sembari melihat teleprompter di sebuah acara.
Teleprompter adalah alat bantu untuk menampilkan naskah pidato, atau yang disebut Roy sebagai teknologi untuk mencontek.
Roy mendesak KPU menyediakan podium transparan dalam gelaran debat agar para cawapres tidak bisa curang membaca naskah lewat teleprompter tersembunyi.
Tak hanya itu, Roy juga meminta agar cawapres cukup menggunakan satu mikrofon berupa clip on tanpa headset/alat pendengar.
Pasca debat cawapres Jumat malam, Roy kembali membuat cuitan dengan mengunggah foto Gibran yang sedang berdebat dan menuding putra Jokowi itu mendapatkan bantuan jawaban dari seseorang lewat headset/earphone.
"Apa gunanya juga ada earphone" Siapa yg bisa feeding ke telinganya? Mengapa dua calon yang lain beda? Ambyar," kata Roy.
"Kemarin sudah saya duga untuk menghindari cheating, sebaiknya next KPU adil," kata Roy.
Padahal, cawapres Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dan Mahfud MD juga menggunakan alat yang sama.
Menanggapi tudingan Roy, KPU memastikan, semua cawapres mendapatkan alat yang sama ketika menjalani debat yang digelar KPU, Jumat lalu.
"Semua cawapres pakai alat yang sama. Semua cawapres pakai 3 mikrofon antisipasi ada mikrofon yang mati," kata Hasyim dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/12/2023)
Hasyim menegaskan, Gibran tidak menggunakan ear feeder atau sebuah alat pengumpan yang ditempel di telinga.
Ia mengatakan, alat yang berada di telinga cawapres nomor urut 2 itu adalah mikrofon yang dicantolkan.
"Bukan ear feeder, itu mirofon yang ditempel di pipi dan dicantolkan di kuping," ucap Hasyim.
"Semua cawapres bisa ditanya, dan juga stasiun TV penyelenggara debat, dan juga tim paslon yang berada di holding-room saat pemasangan mikrofon, bisa ditanya," kata Ketua KPU itu.
Hasyim pun memastikan debat perdana cawapres yang digelar di JCC, Senayan, Jakarta berlangsung dengan adil dan spontan.
Ia juga menegaskan, KPU sebagai penyelenggara, mengetahui dan siap mempertanggungjawabkan bahwa mikrofon tersebut tidak dilengkapi headset.
Lagi pula, kata dia, tidak mungkin para cawapres berdebat sembari mendengar contekan lewat headset.
"Debat (berlangsung) spontan. Tidak mungkin didikte, dengerin bisikan atau baca contekan," ujarnya.
Dengan semua bantahan tersebut, Hasyim menyimpulkan bahwa Roy sudah memfitnah KPU memberikan fasilitas headset kepada Gibran agar mendapatkan contekan saat debat cawapres. "Roy Suryo memang tukang fitnah," kata Hasyim menegaskan.