Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Prabowo Cerita Beratnya Jadi Pimpinan Parpol: Biayanya Luar Biasa, Kalau Kalah Bokek

Apalagi selaku Ketua Umum Partai Gerindra telah mengeluarkan banyak uang untuk Pemilu 2024.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Prabowo Cerita Beratnya Jadi Pimpinan Parpol: Biayanya Luar Biasa, Kalau Kalah Bokek
Tribunnews.com/Igman Ibrahim
Prabowo Subianto menyampaikan sambutan pada acara silaturahmi dengan ulama dan tokoh masyarakat se-Aceh di Hotel Hermes, Ulee Kareng, Banda Aceh pada Selasa (26/12/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto bercerita beratnya menjadi pimpinan partai politik (parpol).

Bukan tanpa sebab, biaya politik yang dikeluarkan tidaklah sedikit.

Cerita itu disampaikan Prabowo saat memberikan sambutan acara silaturahmi ulama dan tokoh masyarakat se-Aceh di Hotel Hermes, Ulee Kareng, Banda Aceh pada Selasa (26/12/2023).

Prabowo yang juga Ketua Umum Partai Gerindra ini lalu meminta maaf kepada warga Aceh karena gagal menang di Pilpres 2019 lalu.

Padahal saat itu ia mendapatkan dukungan yang besar dari warga Aceh.

Baca juga: Dapat Dukungan Besar di Pilpres 2019, Prabowo Minta Maaf ke Warga Aceh

Eks Danjen Kopassus itu pun bercerita kalah dalam Pemilu tidaklah mudah.

Berita Rekomendasi

Apalagi selaku Ketua Umum Partai Gerindra telah mengeluarkan banyak uang untuk Pemilu 2024.

"Saudara-saudara harus tahu, Mas AHY tahu, Pak SBY tahu, menjadi pimpinan parpol di Indonesia sangat berat apalagi kalau tidak dalam posisi berkuasa, biayanya luar biasa," ucap Prabowo.

"Apalagi kalau kalah. kalau udah kalah ya kalah sekalah-kalahnya alias kalau bahasa orang Jakarta, bokek. Siapa yang mau dukung pihak yang kalah. Tapi selalu dalam hati saya," sambungnya.

Oleh sebab itu, Prabowo mengaku selalu berpikir ingin membalas budi atas dukungan besar yang diberikan warga Aceh.

Namun kekinian, ia pun ingin membantu Aceh dengan jabatannya sebagai Menhan RI.

"Saya selalu berpikir bagaimana saya bisa balas budi pada rakyat Aceh. Itu pemikiran saya. Jadi waktu saya Menhan, saya sudah merencanakan dan saya setiap kali di Jakarta berurusan dengan tokoh-tokoh Aceh, saya berusaha di DPR bagaimana bisa membantu rakyat Aceh masalah tanah dan sebagainya," ungkapnya.

"Sebetulnya saya sudah menyiapkan anggaran, saya sudah merencanakan membuat politeknik unggulan di Aceh. Tadinya saya ingin groundbreakingnya sekarang-sekarang ini tapi masih butuh proses," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas