Bersaing di Posisi Teratas, Tiga Lembaga Survei Sebut Elektabilitas Gerindra dengan PDIP Beda Tipis
Hasil riset tiga lembaga survei menyebutkan elektabilitas PDI Perjuangan dengan Partai Gerindra hanya selisih tpis.
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil riset tiga lembaga survei menyebutkan elektabilitas PDI Perjuangan dengan Partai Gerindra hanya selisih tpis.
Dari data yang dihimpun Tribunnews.com, setidaknya ada tiga lembaga survei yang merilis elektabilitas partai politik terkini jelang Pemilu 2024.
Bahkan hasil survei Litbang Kompas, elektabilitas Partai Gerindra menyalip PDI Perjuangan.
Berikut hasilnya:
1. Survei Indikator: Elektoral Gerindra Tandingi PDIP
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Murtadi mengatakan elektoral Partai Gerindra kian menyusul PDI Perjuangan pasca debat capres dan cawapres.
Berdasarkan survei Indikator melalui metode telepon, elektoral PDI Perjuangan masih yang tertinggi 19,1 persen.
Sedangkan Gerindra terus membuntuti dengan perolehan suara survei sebesar 18,2 persen.
“Secara umum kita temukan pola pemilih PDIP dan pemilih Gerindra itu statically deadhead kita tidak tahu siapa yang unggul antara dua partai ini karena selisihnya dalam margin of errors 2,9 persen,” kata Burhanudin dalam paparannya secara daring, Selasa (26/12/2023).
Menurutnya, tren pilihan terhadap PDI Perjuangan sempat mengalami penurunan terutama saat isu besar gagalnya penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia.
Burhanudin menuturkan berdasar survei PDI Perjuangan kemudian kembali meningkatkan elektoral selepas deklarasi Ganjar Pranowo sebagai calon presiden RI.
“Tapi setelah deklarasi itu trennya turun terus sedangkan Gerindra kebalikannya kalau kita tarik sejak tahun lalu tren Gerindra konsisten naik,” katanya.
Adapun pihaknya menyampaikan alasan tren pilihan partai DPR terhadap PDIP Perjuangan turun karena Joko Widodo semakin mesra dengan Gerindra.
Burhanudin menyebut kebanyakan responden menyatakan memilih PDI Perjuangan karena faktor kebiasaan.
“Secara demografi etnis Jawa kebanyakan memilih PDIP, kemudian etnis Sunda memilih Gerindra, Batak PDIP, PKB kebanyakan didukung oleh Madura,” ungkapnya.
Survei Indikator mencatat peta elektoral PDI Perjuangan masih kuat di Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Kalimantan, Bali, Maluku, Papua.
Baca juga: LSI Denny JA Ungkap Sejumlah Blunder Penyebab Elektabilitas PDIP Disalip Gerindra
Sementara itu Gerindra mendominasi di Banten, Jawa Barat, Sumatera, dan DKI Jakarta.
Adapun Burhanudin mengatakan elektoral Golkar naik turun meskipun berdasarkan survei menempati posisi ketiga.
Golkar mendominasi pemilih di Provinsi Sulawesi.
Partai berlambang beringin itu menempati posisi elektoral ketiga (9,3 persen) Partai Kebangkitan Bangsa (7,8 persen), NasDem (6,2 persen), Partai Keadilan Sejahtera (6 persen), Partai Amanat Nasional (4,5 persen), dan Demokrat (4,4 persen).
Beberapa partai yang masih berjuang untuk lolos ambang batas parliamentary threshold 4 persen di antaranya Partai Persatuan Pembangunan (2,8 persen), Partai Solidaritas Indonesia (2,4 persen) serta Perindo (1,7 persen).
“Saya tidak ingin mengatakan PPP dan PSI tidak lolos tapi mereka struggling untuk bisa lolos dari lobang jarum parliamentery threshold. Di luar itu agak berat masih ada dua bulan,” tukasnya.
2. Survei CSIS: Gerindra Buntuti PDIP di Peringkat Teratas
Centre for Strategic and International Studies (CSIS) merilis hasil survei elektabilitas partai politik, terbaru.
Hasilnya PDIP menjadi partai politik dengan elektabilitas tertinggi, disusul Gerindra dan Golkar. Sementara itu, Perindo, PPP, PSI tak lolos parlementery threshold 4 persen.
Dalam paparannya Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes, menyebutkan PDIP jadi parpol dengan elektabilitas tertinggi dibututi Gerindra.
"Ini urutannya PDIP 16,4 persen, mulai dibuntuti oleh Gerindra 14,6 persen. Lalu disusul Partai Golkar 11,9 persen dan PKS 11,8 persen," kata Arya di Jakarta Pusat, Rabu (27/12/2023).
Lalu, elektabilitas parpol lainnya PKB 9,2 persen, NasDem 6,4 persen, PAN 5,2 persen dan Demokrat 4,8 persen.
Sedangkan partai politik lainnya yang tidak lolos parlementery threshold meliputi Perindo 1,5 persen, PSI 1,3 persen, Hanura 0,5 persen, Gelora 0,4 persen, PBB 0,2, PKN, Garuda, Ummat elektabilitasnya 0,1 persen.
Kemudian dikatakan Arya dalam survei tersebut, ada juga pemilih yang belum menentukan pilihan partai politik serta pemilih yang masih bimbang.
"Pemilih yang merahasiakan pilihan 5,9 persen. Sementara yang belum menentukan pilihan 6,4 persen," jelasnya.
Baca juga: Begini Perbandingan Website Kampanye AMIN, Prabowo-Gibran, dan Ganjar-Mahfud
Adapun survei CSIS ini dilakukan periode 13 - 18 Desember 2023. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka libatkan 1.300 responden di seluruh Indonesia.
Sedangkan penarikan simple menggunakan metode Multistage Random Sampling. Sample yang diambil mempertimbangkan proporsi antara jumlah pemilih dan jumlah sample setiap provinsi.
Sementara itu, untuk margin of error survei ini mencapai 2,7 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
3. Litbang Kompas: Gerindra geser PDIP di posisi teratas
Hasil survei Litbang Kompas menyebutkan posisi PDI Perjuangan sebagai partai politik dengan elektabilitas tertinggi kini tergeser oleh Partai Gerindra.
Survei yang diselenggarakan pada 29 November-4 Desember 2023 menunjukkan, Partai Gerindra memiliki elektabilitas 21,9 persen sedangkan PDI-P 18,3 persen.
"Dengan angka keterpilihan ini, posisi Gerindra menyusul Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang sebelumnya, dalam survei Kompas, elektabilitasnya selalu menempati posisi teratas," tulis Litbang Kompas, Selasa (12/12/2023).
Dalam survei itu menunjukkan elektabilitas Gerindra naik 3 persen dibandingkan survei bulan Agustus 2023, sementara PDI-P malah turun 3,1 persen dari angka 24,4 persen.
Walaupun demikian, konfigurasi terkait elektabilitas partai politik ini masih bisa berubah karena 43,9 persen responden dalam survei ini menyatakan pilihannya masih dapat berubah.
Selain itu, masih ada pemilih yang bimbang atau undecided voters sebanyak 17,3 persen, meningkat dari 11,4 persen pada survei bulan Agustus lalu.
Survei ini diikuti oleh 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.
Metode tersebut tersebut memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error lebih kurang 2,65 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas.
Berikut ini peta elektabilitas partai politik menurut hasil survei Litbang Kompas:
- Partai Gerindra: 21,9 persen
- PDI Perjuangan: 18,3 persen
- Partai Golkar: 8,0 persen
- Partai Kebangkitan Bangsa: 7,4 persen
- Partai Nasdem: 4,9 persen
- Partai Keadilan Sejahtera: 4,5 persen
- Partai Demokrat: 4,5 persen
- Partai Amanat Nasional: 4,2 persen
- Partai Solidaritas Indonesia: 2,6 persen
- Partai Persatuan Pembangunan: 2,4 persen
- Partai politik lain: 4,0 persen -
- Belum memilih (tidak tahu/rahasia): 17,3 persen
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.