Debat Capres Ketiga, Visi Misi Anies: Kembalikan Indonesia Jadi Pelaku Utama dalam Konstelasi Global
Anies Baswedan ingin mengembalikan Indonesia menjadi pelaku utama dalam konstelasi global.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, ingin mengembalikan Indonesia menjadi pelaku utama dalam konstelasi global.
Hal itu disampaikannya dalam debat capres ketiga digelar di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, (7/1/2024).
“Indonesia tidak hadir sebagai penonton, tetapi Indonesia hadir sebagai penentu arah perdamaian, kemakmuran bagi seluruh bangsa di level global maupun di level regional," kata Anies.
Anies ingin kekuatan ekonomi, kesenian, dan kebudayaan ikut mewarnai kancah dunia.
“Kita ingin film kita, seniman kita, kuliner kita, diplomat kita, para diaspora kita menjadi fenomena dunia."
Dia ingin apa yang dikerjakan masyarakat Indonesia di level dunia bisa membuat Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan tamu yang mempesona di negeri lain.
Menurut Anies, Presiden Indonesia menjadi panglima diplomasi Indonesia.
“Bukan hanya hadir di forum-forum, tetapi hadir mewarnai, hadir serius memperjuangkan amanat, termasuk amanat terpenting: menghapuskan penjajahan muka bumi,” ujarnya.
Dalam bidang pertahanan, kata Anies, Indonesia menghadapi tantangan yang tidak kecil.
Dia mengatakan dalam beberapa tahun terakhir ini ada lebih dari 160 ribu orang meninggal bukan karena serangan militer, tetapi karena serangan virus.
Baca juga: Penampilan Ganjar-Mahfud Kenakan Jaket Pilot Pesawat Tempur Jadi Perhatian di Debat Capres
“HP kita, komputer kita, diserang oleh cyber attack. Lebih dari 800 juta cyber attack.
Anies juga menyinggung perdagangan anak dan perempuan serta masalah narkoba yang menyerbu Indonesia. Dia mengklaim ada 4,8 juta orang terpapar narkoba.
Kemudian, dia menyebut kasus pencurian ikan dan pasir yang membuktikan bahwa Indonesia kebobolan.
Ironisnya, kata Anies, Kementerian Pertahanan dibobol oleh hacker tahun lalu.
Anies mengatakan mengembalikan 700 triliun anggaran Kementerian Pertahanan tidak bisa mempertahankan itu dan justru digunakan untuk membeli autsista yang bekas.
(Tribunnews/Febri)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.